4. Kalau kita bicara visi dan misi sekolah, maka ini saatnya bagi sekolah untuk membuktikannya
Bukankah pada waktu orang tua mendaftarkan anaknya di sekolah, mereka telah mengetahui visi misi melalui situs sekolah atau brosur. Sekaranglah saatnya kita buktikan bahwa visi misi sekolah dalam praktik dan bukan soal mempertimbangkan sisi keuntungan semata.
5. Kalau kita bicara tentang kemanusiaan, maka ini saatnya sekolah menolong orangtua
Mengapa kita tidak menolong orangtua di masa sekarang ini? Sebenarnya beberapa orangtua tidak minta pengurangan dalam jumlah besar, mereka hanya butuh dukungan dan perhatian. Saya yakin banyak dari mereka yang mampu membayar penuh. Tapi dengan memberikan pengurangan walau hanya sedikit, mereka merasa didukung oleh sekolah. Merasa merasa didampingi untuk menghadapi kesulitan ini. Memang ada beberapa orang tua yang sangat pelit dan penuh perhitungan, tapi jumlahnya tidaklah banyak.
6. Miliki prinsip: “Pertolongan apa yang bisa sekolah berikan?”
Jika pertanyaan ini ditanyakan pada diri pengurus yayasan atau owner, maka tidak pernah ada kata ‘tidak bisa’ untuk menolong orang tua dan siswa. Memberikan pengajaran yang bagus itu baik, tapi cobalah berikan pertolongan dalam hal pemotongan SPP. Sekolah mungkin akan rugi, tapi banyak keluarga dan murid-murid yang terselamatkan.
Kenapa enggan melakukan pemotongan SPP jika toh itu kembali kepada anak murid, yang begitu Anda cintai bukan?
Jangan cintai uang terlalu besar melebihi mencintai anak-anak. Jangan takut mengalami kerugian, melebihi takut kehilangan anak-anak itu.
Para pimpinan atau pemilik sekolah, mohon pertimbangkan hal-hal ini!
Baca Juga Perspektif yang Berbeda di sini:
Sebulan Belajar di Rumah, Mengapa Bayar Uang Sekolah Tetap Utuh? Ini Jawaban Saya Sebagai Guru