Sebuah pesan di grup WA penulis RibutRukun malam ini mengalihkan dunia saya sejenak. Setelah sebulan ini kami terus saling berbagi informasi tentang perkembangan Covid-19, akhirnya ada sebuah berita lain yang bisa dibicarakan. Sayangnya, ini bukanlah kabar menggembirakan.
Glenn Fredly Meninggal Dunia dalam Usia 44 Tahun.
Bagi kami yang besar di era tahun 90-an, lagu-lagu Glenn Fredly seolah menjadi teman setia dalam berbagai keadaan. Aneka tembang cinta tersebut terpoles dengan manis. Beberapa di antaranya memang membisikan nada patah hati. Namun selebihnya, banyak lagu Glenn yang mengisi jiwa kami dengan kebahagiaan. Kegembiraan karena boleh merasakan dan memiliki cinta.
Setelah dua dekade berlalu, saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari hidup dan karya Glenn dalam dunia musik Indonesia.
Jangan Menyangka Kehilangan Tak Ada Nilainya
Pertama kali muncul di blantika musik Indonesia, Glenn dikenal lewat lagu “Cukup Sudah”. Dalam dua album pertama, ia mulai dikenal publik. Namun karirnya benar-benar melejit pada album “Selamat Pagi Dunia”. Masih teringat jelas dengan single jagoannya, berjudul “Januari”.
Kisah kasih yang pahit dengan mantan kekasihnya membuat Glenn frustrasi. Kesedihan itu dituangkannya dalam lagu “Januari”, yang menjadi titik balik dari kegagalan cintanya.
Jika dalam dua album sebelumnya Glenn bernyanyi untuk mendapatkan nama dan sebuah pengakuan, pada lagu “Januari” ia bernyanyi untuk memulihkan kesedihannya. Siapa sangka, lagu ini melejitkan karirnya, sehingga namanya makin dikenal dan diidolakan banyak anak muda, termasuk saya, pada zaman itu.
Kesuksesan lagu “Januari” membuat label rekaman tempat ia bernaung membuat repackage album tersebut. Januari bertengger sebagai lagu wajib patah hati nasional di sejumlah radio. Belum cukup dengan pencapaian itu, musisi dunia Kenny G tertarik dengan lagu tersebut; sehingga “Januari” go international. Lagu ciptaan Glenn Fredly bersanding dengan tembang milik Brian Mc Knight, Chaka Khan, hingga Earth, Wind, and Fire.
Lebih dalam lagi, seolah proses kreatif lagu “Januari” mengajarkan sebuah pesan berharga bahwa kehilangan itu kadangkala diperlukan untuk memacu kita hidup dalam zona pertumbuhan. Ketika kehilangan diterima sebagai proses pendewasaan, akan ada hal indah yang tidak terbayangkan untuk disyukuri di masa depan. Jangan menyangka kehilangan tak ada artinya.