Seperti biasanya, setiap akhir tahun, kami sekeluarga selalu menghabiskan liburan Natal di Bali. Liburan ini sekaligus untuk menemani anak kedua yang sedang kuliah di sana. Khusus untuk Bali, masa kuliah berbeda dengan daerah-daerah yang lain. Banyaknya liburan lokal membuat perkuliahan di Bali tetap berjalan di bulan Desember, hanya tanggal merah saja yang libur.

Liburan kali ini, kami lebih banyak memanfaatkan waktu untuk membenahi tempat kos anak, yang perlu ditambah ini dan itu. Kami membantu untuk membersihkan dan menata kamar kos yang ada. Ya, sesekali, sebagai orangtua, kami menjadi ‘maid helper’ untuk anak-anak yang dikasihi.

Bercerita tentang Bali, sungguh sangat mengasyikkan, ada hal-hal baru yang kami selalu dapatkan tentang Bali. Bukan hanya kekaguman tentang pesona alam yang bagus, tetapi saya juga suka mengamati tingkah laku para turis (asing maupun lokal) yang hadir di Bali. Tahun lalu, saya sempat menulis tentang banyaknya turis lokal yang menyisakan makan paginya. Mereka seperti kemaruk. Mumpung makan pagi gratis, mereka mengambil sebanyak-banyaknya, tetapi menyisakan banyak juga.

Kisah Tentang Kejujuran

Tahun ini, saya belajar tentang kejujuran dari Bali. Berbicara tentang kejujuran, kebetulan kami sekeluarga bertemu dengan seorang sahabat yang tinggal di Bali.

Kami sempat berbincang-bincang tentang bisnis di Bali. Sampai pada satu titik, ia bercerita, mobilnya diparkir di tempat kosnya yang berada di suatu area terbuka. Saat itu ia lupa menutup jendela dan mengunci pintu mobilnya. Semalaman ia tidur, dan baru menyadari keesokan harinya bahwa kendaraannya dalam kondisi terbuka semua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here