Identitas yang ditampilkan Dewa dalam masa perkenalan ternyata hanyalah kepalsuan. Dewa ternyata tak jujur terkait dengan latar belakang sosial budaya keluarganya. Keluarganya bukanlah keluarga yang sukses dengan anak-anak yang berprestasi. Seratus delapan puluh derajat terbalik antara citra yang ditampilkan selama ini dan realita yang ada.
Tak hanya itu, Dewa pun ternyata mengidap masalah psikologis yang serius. Ia sering menuduh Dewi berselingkuh, tanpa alasan yang dapat dibuktikan. Bahkan kepada dua putra mereka, Dewa kerap mengungkapkan bahwa mama mereka adalah seorang peselingkuh. Bahkan, seorang pelacur.
Padahal dalam realita, Dewa adalah seorang pria yang tak mampu menjalankan ‘tugasnya’ di tempat tidur karena problem kesehatannya, khususnya setelah kelahiran anak mereka yang kedua.
Kekerasan, verbal dan fisik, hingga pengusiran menjadi makanan sehari-hari Devi.
Bukan hanya tak bertanggung jawab secara keuangan, Dewa kerap meminta uang dari Devi untuk urusan-urusan bisnis yang di kemudian hari terbukti fiktif. Dewa bahkan ’meminjam’ nama Devi untuk mendapatkan pinjaman dana. Devi kelabakan dengan begitu banyak teror yang ia alami di kantor dan di rumah terkait dengan hutang dari Dewa yang tak terbayarkan.
Lengkap sudah.
Identitas palsu, tak bertanggung jawab secara lahir dan batin, serta gemar melakukan kekerasan pada istri dan anak-anak. Neraka bagi Devi!
Perceraian tentu adalah ‘jalan keluar’ yang terpikirkan oleh Devi. Namun, keyakinan iman Devi tak membuat percakapan tentang perceraian ini menjadi mudah. Apalagi Dewa juga tak tinggal diam terkait wacana ini. Dewa berulang kali mengungkapkan ancaman, termasuk sampai pembunuhan, bila Devi bersikeras dengan niat ini.
Dewa bukanlah sosok yang hanya berani berkata-kata. Perilakunya juga tak kalah mengkhawatirkan.
Sudah beberapa kali Devi mengalami, dilaporkan ke polisi dengan kisah-kisah yang dibuat-buat oleh Dewa. Nama baik Dewi pun dihancurkan dengan pelbagai cara dan skenario yang meyakinkan.
Saya ingin menghentikan paparan tentang kisah Devi di titik ini.
Jika Anda, pembaca tulisan ini, ada di posisi Devi, apa yang akan Anda lakukan?