Entah menurun dari mana, sejak kecil anak saya yang paling besar senang melihat orang-orang berdandan dan berpakaian modis. Ia bisa menunjukkan pada kami, mana orang-orang yang menurutnya cantik atau tampan. Ia juga menyukai teman-teman saya yang senantiasa berpenampilan modis.

Lalu, pada suatu hari ia bertanya pada saya, “Ma, Mama kok ga cantik?”

Sehari-hari, ia terbiasa melihat saya berpenampilan ala kadarnya. Memakai pakaian rumah, rambut dijepit ke atas, tanpa riasan wajah sedikit pun.

Semenjak Mbak yang membantu kami merawat anak-anak menikah dan tidak kembali, saya sudah tidak memiliki waktu lagi untuk mengenakan riasan wajah, bahkan ketika mengantar anak les. Untung-untung saya masih sempat mandi, walau senantiasa diburu-buru waktu.

Dan pertanyaan polos anak saya itu menggantung bagaikan awan mendung di hati saya.

“Mengapa Mama tidak cantik?”

Apakah saya hanya mengada-ada ketika memberikan jawaban, “Mama tidak lagi punya waktu untuk berdandan, Nak …”

Suami saya sering kali protes ketika melihat saya asal-asalan memilih pakaian untuk dikenakan dan menjepit rambut seadanya ketika bepergian.

Namun, mengurus dua anak yang masih membutuhkan banyak perhatian ini terus terang sangat melelahkan tanpa bantuan. Pekerjaan tanpa henti mulai dari mendulang dua anak bergantian, memandikan, menidurkan, lalu mendulang lagi, menggantikan pampers, membawa ke kamar mandi untuk buang air kecil atau besar.

It’s endless.

Ketika malam tiba, saya hanya ingin cepat-cepat mengoleskan Counterpain ke seluruh tubuh lalu tidur. Tak ada lagi menonton drama-drama Korea, tak ada lagi me time me time-an.

Baca Juga: Stres Ibu Rumah Tangga? Saya Juga Mengalaminya, Ma. Saya Tahu, Rasanya Seperti Ingin Meledak Saja!

Kembali ke pertanyaan anak saya.

Walau ada kesedihan dalam hati karena anak saya tak bisa membanggakan mamanya di hadapan teman-temannya, tetapi diam-diam saya merasa bangga dengan diri saya sendiri.

Saya bisa melakukan sesuatu yang mungkin tak semua wanita mau melakukannya.

Ya, saya merawat kedua anak saya seorang diri tanpa bantuan siapa pun. Dan saya berhasil melakukannya. Walau jatuh bangun dan entah berapa kali saya jatuh sakit karena kelelahan, paling tidak sejauh ini saya masih berhasil melakukannya.

Baca Juga: Kembali ke Ukuran Asal: Perjalanan dan Pelajaran dari Celana Pra-Kehamilan

Mengenai penampilan saya?

Ya, saya memutuskan untuk memberikannya sedikit waktu.

Ada waktunya nanti ketika anak-anak mulai besar dan tak begitu bergantung lagi pada saya, saya akan memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap-siap dan berdandan. Bahkan mungkin nanti saya bisa memiliki lebih banyak waktu luang untuk pergi ke salon dan memanjakan diri.

Baca Juga: Dari Seorang Ibu Rumah Tangga yang Juga Mengalami Depresi: Pada Saatnya Nanti, Kita Akan Bisa Menikmati Kopi Kita Sendiri. Pasti!

Kita lihat saja nanti …

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here