Jemari saya tergelitik untuk mengetik di atas laptop saat membaca artikel sahabat saya yang berjudul “Ketika Putri Kecil Saya Bertanya, ‘Mengapa Mama Tidak Cantik?’”
Saya langsung berkata, “Apa anak Fella tidak bisa melihat kecantikan yang sesungguhnya?”
Saya mau memberi disclaimer sejak awal. Saya tidak anti orang yang memakai make up. Istri dan putri saya pun dandan, terutama kalau mau pergi keluar rumah atau ke pesta. Dandan justru berguna bukan hanya untuk tampil lebih menarik, melainkan juga tuntutan karier.
Lewat tulisan ini, saya hanya ingin memberi apresiasi kepada Beatrice Fella.
Saya mengenal Fella, begitu saya biasa memanggilnya, saat bergabung dengan kelompok penulis RibutRukun. Sejak itu jika ada kumpul-kumpul—meskipun tidak sering—kami bertemu. Bagi saya—dan juga teman-teman yang lain—Fella cantik. Dengan mata bulatnya yang tajam dan berbinar-binar, ibu muda ini tampak chic and smart. Perpaduan yang asyik, bukan?
Panampilannya memang ‘polos’ tanpa riasan yang berarti, tetapi justru di situlah kelebihannya.
Saya baru saja makan malam dengan seorang pengusaha sukses. Dia meminta saya mencarikan jodoh untuk anaknya. Putranya bukannya nggak laku. Sebaliknya, malah banyak dikerumuni cewek-cewek cantik. Putranya ganteng dan gagah.
Alasannya? “Saya cari menantu yang tidak gila dandan. Saya justru senang dengan cewek yang tidak memakai make up berlebihan,” ujarnya sambil mengendarai mobil mewahnya dengan wajah serius.
Sejak banyak memimpin camp untuk anak muda di Australia dan menjodohkan mereka, saya dikenal di sebagian teman saya sebagai Ko Comblang—kalau Mak kan kesannya tua wkwkwkw.
Kembali ke Fella yang kata anaknya sendiri tidak cantik, saya justru berpikir sebaliknya. Seandainya dia masih single, dia sudah masuk list saya untuk saya kenalkan dengan cowok macho.
Faktanya, saya yang benar. Dia mendapatkan suami ganteng dengan wajah khas ‘orang kulit putih’ untuk menghindari kata bule, he, he, he.
Lalu apa yang dimaksud ‘cantik’ oleh anak Fella? Saya hanya bisa menerka-nerka.
