Anak zaman now sudah pandai memilih cita-cita. Tidak hanya profesi klasik semacam dokter, tentara, dan pengusaha—mereka memiliki pemikiran sendiri. Beberapa ingin menjadi youtuber, programmer, bahkan pegiat tiktok.
Si tengah pun tidak mau kalah menyampaikan cita-citanya kepada saya. Dengan bangga, ia mengumumkan cita-cita utamanya: menjadi seorang papa! Awalnya saya tertawa terbahak-bahak dengan pemikirannya. Cita-cita itu tetap sama setelah tiga tahun berselang.
“Aku mau jadi papa. Nanti aku sayang anakku, kubelikan mainan.”
“Nanti kalo aku jadi papa, aku bantuin istriku gantiin pampers baby.”
“Kalo anakku menangis, aku mau temenin istriku kasih nenen ke baby.”
Hmm… adakah pembaca yang mungkin senyum-senyum sendiri karena mengalami hal yang sama seperti saya? Ternyata setelah direnungkan, ada 3 hal yang patut disyukuri saat seorang anak lelaki bercita-cita menjadi seorang ayah.
Orientasi Seksual yang Jelas
Ya, saya akan berterus terang. Pada masa sekarang, banyak orang tua yang diam-diam cemas dengan orientasi seksual dan peran gender yang jelas pada anak lelakinya. Jika anak bisa outspoken soal keinginannya berkeluarga, berarti ia memiliki peran gender yang jelas. Oleh karena itu, berbahagialah jika anak menyampaikan keinginan menjadi papa. Apalagi dengan penjabaran rinci tentang aktivitas menemani istri pasca melahirkan. Duh, maknyess buat saya.
Keteladanan Seorang Ayah
Bukan tidak mungkin cita-cita “jadi papa” muncul karena keteladanan yang ia lihat dari sosok ayah. Ya, sungguh melegakan jika ia melihat bagaimana seorang ayah dengan sigap memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak hanya sekadar menjadi bread winer dalam keluarga, namun juga mengisi ruang pengasuhan bagi anak.
Semakin banyak ayah meninggalkan keteladanan, semakin penuh tangki cinta kasih seorang anak. Oleh karena itu, dengan bangga ia menyiarkan cita-citanya kepada dunia, “Ayahku adalah sosok bapa yang luar biasa. Aku bangga kepadanya. Aku ingin menjadi seorang ayah!” Berbanggalah jika di rumah ada kehangatan dan keteladanan dari sosok ayah. Kita dapat menarik napas lega ketika sang anak memiliki kerinduan menjadi seorang ayah sehebat pendahulunya.
Cinta Ayah adalah Kunci Keberhasilan Seorang Anak
Ya, Anda tidak salah membaca. Ayah memiliki peranan luar biasa dalam mengasuh dan menuntun anak pada keberhasilan. Ayah memiliki 5 fungsi luar biasa bagi pertumbuhan anak; yaitu sebagai problem solver, teman bermain, pembimbing prinsip, penyedia, dan juru penyiap.
Beberapa anak terlahir beruntung dengan ayah yang hadir utuh dalam keluarga. Beberapa terlahir tanpa merasakan peranan dan kehadiran ayah. Terlepas dari keadaan yang ada, berbahagialah ketika naluri “menjadi seorang ayah” tumbuh dalam hati anak lelaki kita.
Kelak mereka akan belajar untuk mengasihi dengan perspektif yang semakin luas. Dengan kelebihan dan kekurangan yang ada, anak lelaki yang berkeinginan menjadi ayah yang baik akan mampu mewujudkannya. Masih ada waktu bagi mereka untuk menunjukkan emosi dan ekspresi kasih mereka kepada keturunannya kelak.
Jadi, senyum yang sama masih mengembang di bibir saya, ketika si tengah masih teguh ingin menjadi seorang papa. Saya belum tahu bagaimana kelak ia akan jatuh bangun dalam perjalanannya menjadi seorang ayah. Mungkin ada tawa, tangis, bahkan rasa gagal ketika mengemban tugas mulia itu.
Porsi saya adalah memberikan arahan dan bimbingan sebaik mungkin. Tidak lupa mempercayai bahwa anak lelaki saya bisa mewujudkan keinginannya: menjadi papa yang keren! Happy parenting!