4. Kehilangan keintiman jiwa dengan pasangan

Kecanduan pornografi mampu mengubah cara pandang terhadap lawan jenis, bahkan pasangan sendiri, menjadi tidak semestinya. Wanita dipandang tak lebih dari sekadar objek nafsu seksual. Tak heran jika pecandu pornografi dengan bahasa tubuhnya seringkali menunjukkan tatapan dan sikap yang tidak sopan terhadap wanita yang bukan pasangannya. Sedangkan terhadap istri, mereka menunjukkan sikap merendahkan kemanusiaannya, istri dianggap tak lebih dari alat pemuas nafsu.

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang istimewa, lebih mulia dari hewan. Hubungan intim suami-istri pun dirancangkan dengan tujuan dan dampak yang istimewa. Tak sekadar untuk beranak cucu, namun juga untuk menyatukan perasaan suami dengan istri.

Kesatuan, yang layak disebut sebagai keintiman jiwa ini, hanya dimiliki oleh manusia. Tak pernah ada pasangan hewan yang memiliki keintiman jiwa.

Betapa menyedihkan menghadapi kenyataan bahwa keintiman jiwa ini justru absen dari hubungan suami istri yang bukan didasarkan atas kasih yang telah dianugerahkan Tuhan, melainkan berdasarkan nafsu belaka.

Dengan cara pandang yang tidak tepat terhadap pasangan – yaitu sebagai objek seks, hubungan suami istri hanyalah ‘aktivitas’ belaka, hampir tak ada bedanya dengan hewan. Nilai mulia tentang keintiman dan kesatuan hati sepasang manusia yang Tuhan taruh dalam hubungan suami istri menjadi tersingkir.

5. Berpotensi untuk kekerasan seksual dalam rumah tangga

Seorang wanita yang telah cukup lama menikah dan memiiki tiga orang anak pada akhirnya memutuskan untuk bercerai dan membawa anak-anaknya jauh-jauh dari mantan suami dan keluarganya. Hal ini dilakukannya setelah anak perempuannya yang masih berusia 11 tahun dinodai oleh mertuanya – ayah sang suami yang kecanduan pornografi. Menurutnya, suaminya adalah juga pecandu pornografi, ‘meneladani’ perilaku ayahnya. Dan anak sulung mereka yang laki-laki saat itu mulai menyukai pornografi juga.

Wanita ini menyesal. Mengapa anak perempuannya harus menjadi korban kekerasan seksual lebih dahulu baru ia mengambil langkah, menyelamatkan diri dan anak-anaknya. Kini, Ia berjuang memulihkan trauma anak perempuannya yang telah ternoda dan merehabilitasi anak laki-lakinya yang mulai kecanduan pornografi agar kelak lelaki muda itu tidak menjadi pelaku kekerasan seksual seperti sang kakek dan tidak menjadi suami yang menghacurkan perasaan istri seperti ayahnya.

Masih banyak kerugian lain sebagai akibat dari kecanduan pornografi yang tak cukup dibahas dalam 1 artikel pendek ini. Namun kiranya 5 hal di atas memampukan kita untuk lebih waspada dan tidak meremehkan pornografi.

Baca Juga:

Tidak Perlu Malu, Ini Sebab Mengapa Membicarakan Soal Seks dengan Orang yang Tepat Justru Sangat Perlu

Pemerkosaan dalam Perkawinan, Tak Lazim Terdengar Namun Diam-Diam Terjadi. Waspadai 5 Tandanya!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here