Ada dua pengalaman yang membuat saya menyadari betapa berharganya sebuah dialog.

Suatu hari saya diminta anak dan keponakan mendengarkan cerita mereka. Sebagai orangtua, saya merasa sudah tahu semua kisah masa remaja. Saya menaruh smartphone, mereka juga menaruh smartphone, dan saya mendengarkan dengan penuh perhatian. Mereka bergantian bercerita, dan saya hanya bertanya apabila ada istilah yang kurang saya pahami. Maklum ada perbedaan generasi karena usia saya yang tiga kali lipat usia mereka.

Di akhir kisah, saya hanya bertanya,” Moral of the story?” Mereka menjawab pertanyaan ini dengan sangat baik. Saya tidak mengatakan apa-apa lagi. Tak ada serentetan nasihat yang keluar dari bibir saya. Berbeda dengan yang saya lakukan biasanya.

Menjelang tidur, anak saya berkata,” Orangtua itu suka memberikan nasihat yang tidak diminta. Tidak bisa mendengarkan, maunya ngomong terus walau ngga nyambung dengan cerita anaknya. Syukurlah mama tadi tidak begitu.”

Hal yang berbeda terjadi dalam percakapan dengan suami. Ia suatu kali berkata,” Pembicaraanmu melebar ke mana-mana.” Tentu saja hal ini menyinggung perasaan saya. Saya tidak merasa kata-kata saya melebar ke mana-mana. Namun, respons suami membuat saya berpikir ulang,” Mengapa suami berkesan pembicaraan kami melebar ke mana-mana?” Pada titik ini penjelasan suami membuat saya memahami bahwa maksud perkataannya sederhana: pembicaraan saya melebar karena setelah mengenal suami sekian lama, saya punya banyak asumsi. Asumsi atau apa yang saya pikirkan tentang suami: maksud dia pasti begini, dia pasti begitu atau dia pasti belum tahu ini atau sudah tahu itu. Asumsi, sekalipun tidak tepat, seringkali hadir dalam percakapan orang terdekat kita. Akibatnya pembicaraan dua orang dekat menjadi melebar atau tidak nyambung, lalu muncullah kemarahan. Menunda kemarahan ternyata membuka pintu bagi dialog. Kemarahan seringkali mengubah dialog menjadi monolog.

Moral of Story? Berdialoglah. Orang-orang yang kita cintai perlu dan layak mendapatkannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here