Empat puluh tahun sudah saya hidup di dunia.
Kata orang, life begins at forty!
Semoga kalimat itu benar-benar menjadi tanda bahwa tidak hanya diri saya menginjak usia matang, tetapi sungguh-sungguh menjadi seorang manusia yang ‘matang’.
Lahir ke dunia adalah satu di antara banyak hal yang berada di luar kendali manusia.
Jika 40 tahun lalu saya dilahirkan, tidak ada alasan lain, kecuali memang itulah yang dikehendaki Tuhan. Tidak ada pula yang menyangka, jika saya masih diberiNya kesempatan untuk hidup hingga hari ini.
Empat puluh tahun hidup di dunia, membuat saya semakin menyadari, mungkin demi 3 tujuan inilah saya harus hadir di muka bumi.
1. Menjadi anak yatim yang mandiri
Terlahir dari keluarga dengan kehidupan biasa-biasa saja tidak membuat saya terlihat berbeda dengan kebanyakan anak pada umumnya.
Menginjak usia remaja, keadaan berubah. Kami sekeluarga harus menerima kenyataan bahwa ayah, yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, dipanggil pulang oleh Yang Maha Kuasa.
Saya menjadi seorang anak yatim.
Ketika teman-teman menghabiskan waktu untuk fokus studi dan bersosialisasi, saya harus menghemat waktu sedemikian rupa agar tidak terbuang sia-sia. Selain studi dan bersosialisasi, saya juga bekerja, mencari pengalaman hidup juga agar saya tidak perlu menggantungkan hidup kepada orang lain.
Bekerja sambil belajar bukanlah hal yang terlalu istimewa. Banyak orang yang bernasib sama (atau bahkan lebih sulit dari saya), melakukannya juga.
Namun, saya percaya, Tuhan membentuk saya lewat proses yang sulit itu. Saya meyakini, mungkin cara hidup seperti itu telah Tuhan persiapkan untuk masa depan saya.
Kepahitan, kesulitan, dan perjuangan diizinkanNya untuk menjadikan saya
seorang perempuan yang cukup kuat untuk menopang dunia tetapi cukup lembut pula untuk memberikan kenyamanan bagi sekelilingnya.
Baca Juga: Perempuan, Mungkin Kalian Diciptakan untuk Waktu yang Seperti Ini