Minggu yang lalu, seusai ibadah seorang jemaat mendatangi saya dengan membawa secarik kertas. Katanya, ia sudah lama ingin sekali memberikan kertas itu kepada saya.

“Semoga ini bisa membantumu menyusun khotbah,” katanya.

Setelah membukanya, saya membaca tulisan pendek yang tertera di selembar kertas itu:

“Jangan bangga punya paras elok, akhirnya tetap akan jadi tengkorak. Jangan bangga punya mobil mewah karena kendaraan terakhir cuma mobil jenazah sewaan. Jangan bangga punya tempat tidur empuk karena tempat tidur terakhir cuma peti kayu yang keras. Jangan bangga punya rumah mewah karena rumah terakhir hanya 1mx2m.”

Kalimat-kalimat itu seakan menampar saya. Inilah hal yang selama ini luput saya pahami,

bahwa kesombongan adalah sesuatu yang terjadi dengan tidak disadari.

Begitu jelas diungkapkan dalam kutipan itu.

Semua orang tahu bahwa sombong itu dosa, tetapi tidak semua orang sadar ketika ia sedang bersikap sombong. Mudah untuk kita menilai orang lain sombong, tetapi sulit menilai kalau kita sendiri juga sombong.

Betapa sering kesombongan kita lakukan dalam ketidaksadaran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here