Seorang ibu muda (sebut saja namanya Ani) datang dan berkeluh kesah karena dia merasa tidak diperhatikan lagi oleh pimpinan di perusahaannya. Padahal, pimpinan itu sudah seperti ayahnya sendiri, yang begitu memperhatikan dan membuat si ibu tersebut merasa istimewa. Tak jarang pekerja-pekerja lain di kantor jadi cemburu karena perlakuan istimewa sang pimpinan terhadap ibu muda tersebut dan keluarganya.
Cerita mulai ketika seorang rekan baru (yang juga seorang ibu muda, anggap saja namanya Susi) menjadi perhatian pimpinan. Bagi para pekerja lain dia memang rekan kerja baru yang juga memiliki kualitas dan kecakapan yang dapat diandalkan oleh perusahaan tersebut.
Sedangkan pimpinan sendiri tak hanya mengakui kinerja karyawan baru yang Susi tersebut, melainkan juga begitu sangat memperhatikan dan mengistimewakannya. Nyatanya, Susi juga merasa sangat diperlakukan secara istimewa sehingga bukan hanya Ani yang kecewa tetapi banyak juga orang lain yang dibuat iri hati dan cemburu. Perhatian sekecil apapun dari pimpinannya, dengan bangga dan bahagianya diceritakannya kepada orang-orang di sekitar.
Kekecewaan di Masa Kini
“Aku tahu dia hanya cari muka di depan pimpinan, aku sangat kecewa sekali melihat kelakuannya,” demikian kata Ani.
Ketika ia menyampaikan keluh kesah, saya berusaha memahami bahwa Ani tersebut memang kecewa karena merasa tersaingi oleh Susi. Tampak jahat memang apa yang saya pikirkan saat itu. Sang pimpinan bukan hanya sebagai seseorang yang memiliki banyak materi tetapi dia juga memiliki naluri kebapakan yang sangat peduli dengan bawahannya teristimewa kepada dua ibu muda tersebut. Bukan hanya kepada dua ibu muda itu saja, anak dan suami mereka juga sangat diperhatikan oleh bapak pimpinan itu.
Betapa bahagianya jika di pekerjaan kita sangat dikasihi, diperhatikan, dipercaya bahkan diistimewakan oleh pimpinan kita. Siapa yang tidak mau diistimewakan walau menimbulkan cemburu dan iri orang-orang di sekitar kita.