Banyak yang menganggap kehidupan sosialita hanya berputar sekitar catwalk, fashion, party dan holiday keluar negeri. Yang lebih serem bahkan menyebut mereka hanya bisa hura-hura belaka. Kehidupan glamour mereka tak tersentuh, khususnya oleh orang menengah ke bawah. Kenyataannya tidak selalu begitu. Mereka bisa begitu ramah dan humble, meskipun pasti ada yang cuek dan terkesan arogan.
Namun, kalangan mana yang tidak ada orang yang semacam itu? Bahkan di Jogja saya menemukan kaos dengan tulisan: “Biar miskin asal sombong.” Sikap arogan bisa menjamah siapa saja, bahkan yang sebenarnya tidak layak untuk sombong.
Dari pergaulan saya dengan sebagian ‘sosialita’ Surabaya, sedikit banyak, saya mengenal kehidupan mereka. Mengapa kata ‘sosialita’ saya beri tanda kutip? Karena di antara mereka ada yang berkata, “Wah, saya tidak termasuk sosialita lho, Pak!” Setuju. Itu kan pandangan orang terhadap mereka. Mereka sendiri merasa hidup mereka biasa-biasa saja. Mereka yang saya maksud di sini—sesuai abjad—adalah Angie Rose, Amelia Salim, Catherine Njoo, Samantha Bowlin, dan Wenny Sukamto.
Inilah 5 kriteria suami idaman menurut 5 ‘sosialita’ ini.
1. Religious
Luar biasa, lima ‘sosialita’ itu menempatkan Tuhan di tempat yang utama, meskipun memakai kata yang berbeda-beda: cinta Tuhan, takut Tuhan, yang pasti harus seiman, suami yang beriman kepada Tuhan bukan hanya dalam ucapannya tetapi harus ada bukti nyata di dalam segala tindakannya.
Suami teladan bagi mereka adalah suami yang bisa membimbing mereka sebagai pasangan bukan hanya soal rohani, melainkan praktik iman dan tidak hanya bisa menyuruh istrinya saja. Bagi mereka, suami yang cinta Tuhan pasti cinta istri. “Pokoknya harus sayang aku, Pak Xavier,” ujar seorang dari mereka.
2. Loyal
Bukan hanya suami yang religious, mereka sepakat mengatakan bahwa suami idaman adalah suami yang setia dan punya integritas. Sebelumnya saya menulis di “Xavier’s Wisdom” tentang seorang mempelai laki-laki yang berani berjanji kepada calon istrinya: “Jika Saya Selingkuh, Saya Mati!” Rupanya, kesetiaan tetap menjadi panglima dalam keutuhan rumah tangga.
“Bagi saya, setia itu kalau kerja ingat pulang rumah dan nggak menggok menggok,” ujar ibu muda ini sambil tertawa renyah.