Saat itu tiba-tiba saya mendapat kabar tentang teman yang mengalami keguguran dalam usia kandungan yang ke – 9 minggu. Sekian lama dia menanti untuk mendapatkan anak. Saya tidak bisa memastikan kepedihan yang beriringan dengan keihklasan yang mau tidak mau harus diterimanya.
Ketika saya bercerita bagaimana kesedihan yang dialami sahabat saya kehilangan calon buah hati yang didambakan nya, seorang teman yang lain menghampiri dan bercerita masa lalunya yang pernah menggugurkan kandungan mantan pacarnya. Dia bercerita tentang usaha-usaha yang dilakukan ketika mendengar mantan pacarnya mengandung. Dia menyuruh untuk segera menggugurkan kandungan sang mantan pacarnya, karena dia merasa tidak siap menerima kenyataan yang terjadi. akhirnya dia menungkapkan penyesalan dengan semua yang dilakukan pada masa lalunya itu.
Dalam hari yang sama, saya mendapatkan perenungan yang memberi banyak pelajaran untuk saya.
Ada yang menanti dan kehilangan, ada yang tidak mengharapkan dan melepaskan begitu saja.
Ada yang bahagia menanti tetapi akhirnya akan kehilangan. Ada yang tidak menginginkan dan melepaskan begitu saja.
Jika kita menanti dan kehilangan
Saya tidak bisa merasakan kepedihan yang dirasakan oleh sahabat saya ketika kehilangan sang buah hati. Saya hanya bisa mendoakan mungkin juga meyakinkan bagaimana rencana terbaik Tuhan setelah kepedihan yang terjadi. Pada akhirnya mau tidak mau kita akan perlahan menerima kenyataan (kehilangan) tersebut sambil menguatkan hati dan berharap yang terbaik. Bahkan saya berpikir, apa yang sahabat saya rasakan dan pikirkan ketika melihat orang lain tidak mengaharapkan datangnya sang buah hati dan menggugurkannya begitu saja.
Demikian halnya ketika kita menghadapi kehilangan-kehilangan yang lainnya. Bisa kehilangan seseorang pribadi yang sangat dikasihi atau mungkin sesuatu yang berharga bagi kita. Apapun bentuk kehilangannya, saya hanya mencoba meyakinkan kita semua sambil menguatkan hati bahwa yang terbaik akan terjadi setelah kita melewati masa-masa kehilangan yang sangat pedih.
Ketika sedih, menangislah. Ketika berduka, menangislah. Setelah itu kuatkan kembali hati dengan kenyataan yang tidak mungkin berubah sambil percaya bahwa ada sesuatu masa yang baik setelahnya. Walaupun terasa berat dan sulit untuk menghadirkan kenyataan yang tak berubah, tetaplah percaya akan yang terbaik.
Jika kita tidak menginginkan dan melepaskan begitu saja
Pada dasarnya semua orang akan memiliki keputusan dan kehidupan yang tidak sama. Masing –masing pribadi akan berbeda menyikapi sebuah masa-masa yang berat. Teman saya yang memaksa untuk menggugurkan kandungan pacarnya, merasa tidak siap, merasa belum bisa melakukan tanggung jawab sebagai seorang ayah sehingga keputusan dibuat. Memang tampak jahat, ia memang tak siap.
Jika kita tidak menginginkan sesuatu dan melepaskan begitu saja, saya bisa meyakini bahwa suatu saat akan ada rasa sesal. Kita tidak akan mengulang ke masa yang sama untuk memperbaiki. Iya, hanya akan menyisakan rasa sesal.
Dua pengalaman bertolak belakang itu mengajarkan: ada usaha-usaha keras yang dibuat manusia untuk menantikan sesuatu, dan ada juga usaha-usaha keras manusia untuk menghilangkan sesuatu. Ya, kadangkala hidup ini menghadapkan pada kontras seperti ini.
Pilihan di tangan kita: apakah yang kita lakukan mendatangkan syukur atau sesal?
Baca Juga: