“Info Pembuatan SIM Kolektif
Kabar gembira buat teman-teman yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Akan diadakan pembuatan SIM secara Kolektif hanya datang, lalu foto, dan tanpa tes. Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 29 Februari 2019
Jam : 07.30 s/d Selesai
Tempat : Halaman Samsat setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia”
Diikuti dengan berbagai informasi seperti persyaratan dokumen dan biayanya. Ada yang janggal ? Ya, setidaknya ada satu hal, yakni tahun 2019 bukanlah tahun kabisat, sehingga Februari hanya sampai dengan tanggal 28, bukan 29.
Mungkin niatnya baik, ingin berbagi informasi, karena asal membagi informasi, bukan dapat ucapan terima kasih atau emoticon jempol, malah malu sendiri sambil gigit jari atau dapat jempol tapi arahnya ke bawah…
Jangan lupa saring sebelum sharing
A – Aktual, sebelum membagikannya, pastikan bahwa informasi itu betul terjadi, ada fakta yang jelas dan kejadiannya memang baru terjadi.
Beberapa waktu yang lalu beredar informasi bahwa terjadi peristiwa pembersihan etnis tertentu oleh etnis lainnya di Myanmar, yang sempat disebarkan oleh anggota DPR yang juga pernah menjadi pimpinan kementerian yang membawahi komunikasi dan informasi. Ternyata tulisan dan foto yang dibagikan adalah peristiwa di Thailand, 13 tahun yang silam.
Surabaya kota yang asri
Cocok buat nongkrong sambil makan tahu isi
Bagi berita jangan yang basi
Apalagi dengan niat cari sensasi
K- Sesuai KONTEKS dan KOMPLIT. Seringkali informasi yang beredar tidak sesuai dengan konteks aslinya dan juga tidak lengkap, hanya sepotong-sepotong disesuaikan dengan kepentingan tertentu.
Beberapa waktu beredar sebuat foto dengan kalimat yang menyebutkan adanya demo besar-besaran Tenaga Kerja Asing dari China di Morowali. Video itu menyebar dengan begitu cepat dan sudah ditonton lebih dari 900 orang. Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah mogok kerja massal ribuan buruh sebagai bentuk penolakan atas Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) sebesar 20 persen.
Terungkap salah satu penyebarnya adalah seorang pedagang Batagor dengan motif sengaja ingin membuat kegaduhan.
Hoaks dibuat oleh orang JAHAT
Disebarkan oleh orang BODOH
Dipercaya oleh orang yang TAK BERWAWASAN
Sebagai salah satu pilar demokrasi, kebebasan pers harus kita jaga bersama. Pers yang bertanggungjawab. Pers yang tidak menjadi alat untuk menekan kelompok lain guna mendapatkan kepentingannya sendiri.
Dari Surabaya untuk masyarakat Indonesia,
“Jogo pers bareng-bareng, Cak!” (Mari bersama menjaga pers, Cak!)
Baca Juga:
Termakan Hoaks? Baper karena Posting di Medsos? Ini Cara Efektif Menghindari Keduanya
Di Balik Kisah Model Cantik Pacari Tukang Ojek yang Jadi Viral, Ini 3 Pelajarannya