Tak bisa dimungkiri zaman terus bergeser menuju ke arah yang selalu lebih modern. Jika dulu yang namanya telepon hanya bisa dipakai untuk menelpon dari satu tempat tertentu seperti rumah, kantor, atau tempat umum lainnya kini telepon bisa dibawa-bawa dalam genggaman tangan kemana pun kita melangkah. Jika dulu komputer pun bentuknya begitu besar hingga hanya bisa diletakkan di atas meja dalam sebuah ruangan, kini komputer pun bisa ‘dilipat’ dan dibawa kemana mana.

Yang hebih keren lagi, media komunikasi seperti telpon kini langsung bisa digabungkan dengan media lainnya seperti komputer sehingga fungsinya pun jadi lebih canggih. Laptop, tablet,handphone semua kini menjadi media super canggih yang perannya pun sudah bergeser dari awalnya.

Perangkat komunikasi kini tak sekedar mampu untuk mengirimkan, mencatat atau menerima informasi saja dalam bentuk suara, tulisan atau dokumen ibarat menjalankan sebuah tugas sederhana saja, namun kini ia pun memiliki kemampuan untuk mengakses informasi, gambar, berita, foto bahkan video dengan super cepat. Perangkat komunikasi kini busa menghubungkan satu orang dengan orang lainnya tanpa terbatas tempat dan waktu.

Sekarang penggunanya mampu berkomunikasi berbalas-balasan hanya dalam hitungan detik! Kita kini juga bisa berbagi cerita dan berita lewat kata dan gambar secara ‘live’. Manusia sekarang menjadi sangat mudah untuk bersosialisasi, walau hanya melalui dunia “maya” seperti ini. Super canggih, bukan?

Baca juga: The New Awkarin, Perubahan yang Mengesankan! Apa yang Bisa Kita Petik dari Transformasi Selebgram Ini?

 

Sayangnya, kecanggihan media sosial ini bukan hanya mampu membuat seseorang mengembangkan diri dalam beberapa aspek kehidupannya, tetapi bisa juga menjatuhkan, bahkan “menggoncang” hidup mereka.

Jadi pertanyaannya bagaimana supaya kita tetap waras berada di dalam menggunakan media sosial secara wajar?

Ada dua hal penting yang mungkin perlu diperhatikan yaitu:

1. Tes kebenaran berita.

Ingat, yang namanya berita tak semuanya ditulis dengan benar. Bisa jadi berita itu hoaks atau palsu yang ditulis hanya untuk menghebohkan keadaan.Media digunakan sebagai sarana karena ia mampu memengaruhi massa, bahkan mampu mengendalikan sebuah keadaan. Share on X
Simaklah contoh ini. Ada seorang ibu yang punya sifat sangat kepo alias punya keinginan tahu yang besar datang menemui seorang temanmya. Ia menggali satu informasi dari temannya ini, namun temannya ini menjawabnya dengan sebuah info yang salah. Informasi yang didapat Ibu Kepo akhirnya menjadi info yang tidak benar karena tidak sesuai dengan cerita yang asli. Akibatnya, baik ibu, temannya, dan berita yang dibawa mereka semuanya menjadi tak benar.

 

Baca juga: Antara Iba dan Dusta: Pelajaran Berharga dari Drama Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Dalam hal ini si pembawa berita salah, si penerima beritanya juga salah, dan info yang diterima juga salah, sehingga akhirnya output-nya pun jadi salah. Jadilah gosip, bukan?
Belajar dari fakta di atas, carilah info dari sumber-sumber yang bisa dipercaya. Jangan mudah terlena dengan hal-hal yang tak jelas yang mungkin bisa membuat pikiran kita berkelana kemana-mana.

Ujung-ujungnya keadaan seperti ini hanya akan menimbulkan keresahan, kegelisahan, dan bahkan bisa juga menimbulkan stres akibat seakan-akan hidup ini dibayang-bayangi oleh informasi yang belum tentu benar walaupun stres ini tak kita sadari.

Kesimpulannya, kita perlu mengetes kebenaran sebuah berita, sebelum membagikannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here