Para pecinta Drama Korea pasti tahu siapa itu Song-Song Couple, yaitu pasangan aktor Song Joong-ki dan aktris Song Hye-kyo. Kedua orang ini beradu akting dalam film ‘Descendant of the Sun’ dan pada akhir cerita menjalin asmara. Selesai pembuatan film ini, keduanya menjadi pasangan yang sesungguhnya di dalam kehidupan nyata dan mengikat janji sebagai suami-isteri. Rupanya lokasi kerja dan pertemuan yang intens dalam pembuatan film itu menimbulkan percikan asmara di hati keduanya.

Tahun 2018, aktris Song Hye-kyo kembali berkiprah di sebuah drama berjudul ‘Encounter’. Song Hye-kyo kali ini berpasangan dengan aktor Park Bo-gum. Uniknya, Park Bo-gum ini adalah sahabat suami Song Hye-kyo dalam dunia nyata. Ketika Song-Song Couple melangsungkan pernikahan, Park Bo-gum malahan ikut mengisi acara dengan bermain piano

Jika hati Song Joong-ki bisa berpaut dengan hati Song Hye-kyo karena lokasi kerja, mungkinkah hati Song Hye-kyo berpaut dengan hati Park Bo-gum kali ini dengan alasan yang sama?

Tentunya bukan itu yang kita harapkan terjadi. Jika sampai itu terjadi, maka pasti timbul masalah karena Song Hye-kyo sekarang statusnya adalah istri orang.

Cinlok, alias Cinta Lokasi, jelas bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Bukankah ini selaras dengan pepatah Jawa “Witing tresno jalaran kulino“? Jatuh cinta lantaran sering bertemu, entah itu di lokasi syuting, di kantor, di sebuah kafe, dan di mana saja. Di tanah air, cerita Cinlok bukan hal baru. Mungkin kita masih ingat di masa-masa lalu dan di masa-masa sekarang ada saja artis-artis yang saling bertukar pasangan gara-gara terkena sindrom Cinlok.

Tetapi, maksud saya, sebenarnya bukan cuma para artis; para non-artis dan siapa saja tidak ada yang imun dengan sindrom ini.

Jadi, bagaimana supaya isu Cinlok tidak menjadi penghancur relasi kita dengan pasangan?

1. Tekankan Profesionalisme

Tekankan profesionalisme kepada siapa? Ya, kepada diri sendiri! Bukan kepada orang lain!

Ingatkan kepada diri sendiri bahwa hubungan kita dengan rekan kerja dan kolega adalah hubungan yang profesional. Kita berada di lokasi kerja (atau lokasi pelayanan) untuk melakukan sebuah tugas dengan tujuan yang, mungkin, sama. Kita berada di sana bukan untuk membangun sebuah relasi yang romatis.

Ketika profesionalisme ini ditegakkan, kita bisa menahan serangan Cinlok yang mungkin dilancarkan oleh “lawan jenis” kita, bahkan yang “sejenis” dengan kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here