Tidak ada perempuan yang menginginkan pernikahannya berakhir dengan perceraian. Namun ada begitu banyak pertimbangan yang dapat membuat pernikahan harus kandas dengan perceraian.
Lantas sesudah bercerai, apakah yang menjadi prioritas utama seorang perempuan? Dari curahan hati beberapa kawan yang menjalaninya, saya menarik kesimpulan yang sama.
1. Anak, jika sudah memilikinya
Secara umum, seorang anak akan mengikuti ibunya sebelum ia cukup umur dan berhak menentukan apakah ia akan mengikuti ayah atau ibu. Oleh karena itu seorang perempuan yang bercerai dan sudah memiliki anak pasti akan memikirkan kelak bagaimana ia harus mengasuh anaknya seorang diri tanpa adanya dukungan dari mantan suami — entah itu secara keuangan maupun secara fisik dan psikologis sang anak.
Mendadak si perempuan harus menjadi orangtua tunggal dan memikirkan bagaimana bisa mencukupi kebutuhan sang anak. Apalagi jika mantan suami tak lagi mau memberikan tunjangan, atau jika tunjangan tak lagi cukup untuk menghidupi, maka ia harus berusaha sekuat tenaga untuk mencukupi secara ekonomi sekaligus secara psikologis kebutuhan sang anak untuk tetap dikasihi dan diperhatikan. Bukan tugas yang mudah, bukan?
Seorang ibu tunggal juga harus mempersiapkan anak-anaknya jika kelak mereka harus menghadapi penghakiman dari masyarakat, terutama dari teman-teman mereka. Sekali lagi, bukan tugas yang mudah.