2. Kita merasa sepi, tetapi bukan alasan untuk membenarkan diri

Ketika mengalami kegagalan, adakalanya dunia memerlakukan kita dengan begitu kejam. Bukannya dikuatkan, yang ada, kita justru mendapat penghakiman dan juga ditinggalkan.

Akhirnya kita memilih untuk menyembunyikan kegagalan, sehingga keadaan kita bahkan semakin menjadi terpuruk dan tenggelam di dalam kegagalan kita. Kemudian kita berpikir kalau inilah memang nasib kita, menjadi benarlah kalau akhirnya kita tidak bisa bangkit lagi.

Memang kita akan merasa sepi, tetapi itu bukan alasan untuk membenarkan diri dan mulai “menikmati” kegagalan. Adakalanya ketika merasa tidak diperhatikan, itu terjadi karena sebenarnya kitalah yang memang tidak mau ditolong. Kita bukannya siap berubah tetapi kita malahan marah dan merasa tidak ada yang menyukai kita.

Baca juga: Siap dan Yakin, bahkan jika Itu Berarti Pulang: Catatan Seorang Relawan Perempuan Palu

Semoga kita selalu ingat bahwa kita harus hidup berdampingan dengan sesama, karena kita ini memang manusia lemah yang harus saling menguatkan, mendukung dan juga mendoakan. Click To Tweet

 

3. Kita gagal kembali, tetapi bukan berarti sudah kalah

Tentu semua orang menginginkan hal-hal baik yang terjadi di dalam dirinya, tetapi ketika kegagalan demi kegagalan dan kesalahan demi kesalahan harus dialami, jangan segera menyerah dan merasa segalanya sudah berakhir.
Karena kegagalan adalah satu proses belajar yang sangat berharga, pelajaran yang tidak diajarkan di bangku sekolah. Click To Tweet
Memang kita bisa kembali gagal, tetapi bukan berarti sudah kalah. Karena penilaian tidak selalu dilihat dari hasil akhir, tetapi juga dari prosesnya. Berjuanglah untuk bisa menghadapi semua kegagalan, selalu semangat karena yakin semua itu baik bagi kita, dan selama nafas hidup masih ada, perjalanan hidup masih harus dilanjutkan sampai akhir.  

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here