“Ribut dan rukun adalah esensi dalam setiap relasi. Tidak ada relasi tanpa ribut, tidak ada ribut yang tidak diharapkan menjadi rukun. Di antara ribut dan rukun terdapat proses belajar.” 

Demikian bunyi slogan situs ini.

 

Ribut dan rukun adalah esensi dalam setiap relasi. Keributan sama sekali bukanlah indikator untuk pisah ranjang, apalagi sampai mengakhiri suatu hubungan; karena tidak ada relasi tanpa ribut. Ini adalah proses yang lumrah, bahkan harus dilewati oleh setiap pasangan.

Tentunya tidak ada ribut yang tidak diharapkan menjadi rukun. Oleh karena itu, pastikan setiap keributan berakhir dengan rukun kembali. Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola konflik yang datang silih berganti.

 

“Relationship is about managing conflict.

 

Dalam sebuah kapal yang bernama relasi, konflik sudah menjadi makanan sehari-hari. Tugas kita bukan menghindari konflik ataupun mencari pemenangnya, melainkan mengelolanya.

Kenapa harus dikelola? Karena di antara ribut dan rukun terdapat proses belajar. Proses belajar itu adalah harta karun yang berisi pendewasaan karakter. Sayangnya, harta itu sering kali luput dari pemikiran kita.

Pertanyaannya, bagaimana mengelola konflik?

Tidak peduli apa penyebab konfliknya, besar ataupun sepele, perlakuannya akan sama. Yang terpenting adalah respons kita terhadap konflik tersebut.

Ken Sande dalam bukunya The Peace-maker mengamati tiga pola manusia dalam menghadapi konflik:

 

1. Lari [Peace-faking]

Tipe ini cenderung menghindari konflik dan lari dari masalah. Mereka seakan tampil baik, padahal hati mereka menyimpan konflik yang hanya dikubur untuk sementara waktu.

 

2. Serang [Peace-breakers]

Tipe ini cenderung menyalahkan dan menjatuhkan salah satu pihak. Bersifat tidak mau kalah dan bertujuan untuk memenangkan konflik tersebut. Tidak akan berhenti sampai pasangan tertekan dan pada akhirnya menyerah.

 

3. Hadapi [Peace-makers]

Tipe ini cenderung mencari solusi atas konflik. Tidak akan berhenti sampai kedua belah pihak memperoleh damai sejahtera. Respons seperti inilah yang harusnya kita miliki ketika menghadapi konflik.

Baca Juga: Asal Tahu Cara Menyiasatinya, Konflik Malah Bisa Menguatkan Hubungan. Lakukan Ini saat Menghadapi Konflik dengan Pasangan

 

Menghindari konflik ataupun mencari pemenang atasnya tidak akan membuat kita belajar. Itu hanya membuat kita menjadi makhluk yang pengecut dan egois. Share on X

Konflik hanya akan dikubur untuk sementara waktu dan hanya tinggal menunggu waktu sebelum pada akhirnya timbunan itu meledak dengan daya ledak yang luar biasa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here