Meskipun punya sahabat orang-orang Korea sejak dulu—baik yang seusia saya maupun seumuran anak saya—saya ‘tidak tahu apa-apa’ tentang K-pop seperti BTS maupun Blackpink. Istri saya lebih mengenal mereka karena setiap kali mendengar lagu tertentu, dia bisa berkata, “Ini Whistle dari Blackpink.”

Karena penasaran apa sih yang membuat orang—terutama remaja—tergila-gila dengan Blackpink, saya bersama istri menyaksikan napak tilas kesuksesan girl band Korsel ini lewat film dokumenter “Light Up The Sky.” Film ini mewawancarai empat gadis usia 23-25 yang menjadi bintang Blackpink: Jennie, Lisa, Jisoo dan Rose dan perjalanan sukses mereka. Dengan santai dan apa adanya girl band yang pernah berkolaborasi dengan Lady Gaga dalam ‘Sour Candy’ ini cerita tentang diri mereka sendiri, pergumulan mereka meraih impian dan persahabatan mereka satu sama lain. Wawancara diwarnai tawa renyah sampai linangan air mata haru.

Inilah rahasia sukses Blackpink yang jarang, bahkan tidak, diperhatikan oleh kebanyakan orang. Kita memang cenderung mengagumi hasil tanpa menggumuli proses.

Tercerabut dari keluarga dan lingkungan

Di antara empat personil Blackpink, hanya Kim Jisoo yang lahir dan besar di Korea. Ketiga lainnya dibesarkan di luar negeri seperti Australia, Selandia Baru dan Thailand, bahkan ada yang lahir di Auckland, New Zealand dan Bangkok, Thailand seperti Roseanne Park dan Lalisa Manohan. 

Mereka masuk ke YG Entertainment yang menaungi mereka, sejak remaja, bahkan ada yang rela meninggalkan rencana mereka untuk kuliah di AS. Mereka rela dikarantina dan dilatih 14 jam sehari, bukan saja olah vocal tetapi juga tarian panggung.

Rindu rumah dan teman-teman? Pasti! Mereka bisa bertahan karena punya teman-teman baru.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here