“Lho, ternyata anak saya sudah bisa baca!” Teriak pasangan muda terhadap anaknya yang berumur 4 tahun. Kekagetannya itu karena mereka merasa belum pernah mengajari anaknya membaca.
Usut punya usut ternyata anaknya itu belajar membaca dari YouTube yang dilihatnya setiap hari. Kok bisa? Ya. Caranya dengan menghapal setiap kata yang muncul, sesuai bunyi yang keluar. Misal, kata “hore” akan dihapalkan sesuai kata dan suara yang didengarnya.
Jadi, anak tersebut bisa membaca bukan karena tahu nama-nama huruf dan mengejanya, tapi karena menghapal rangkaian kata-kata yang sudah tersusun itu.
Fenomena ini sekarang sedang marak di kalangan orang tua dan anak zaman now. Begitu sibuknya dalam bekerja, banyak orang tua tidak mampu menyediakan waktu untuk anaknya. Jangankan menyediakan waktu, menemani dan mengajari anaknya belajar membaca saja mungkin tidak pernah dilakukan.
Untuk mencegah agar fenomena ini tidak berlarut dan berlanjut pada dampak yang lebih buruk, tiga hal ini harus diperhatikan oleh orang tua zaman sekarang.
1. Punya anak berarti siap untuk berkorban
Menggapai tujuan utama sekaligus hal penting dalam hidup kita, tentu membutuhkan pengorbanan yang tidak kecil. Misal, saat mencari pasangan hidup, kita rela melakukan apa pun demi pasangan, bukan? Bahkan ketika tempat kerja kita berbeda kota dengan pasangan, maka kita rela pindah pekerjaan agat dekat dengan pasangan.
Saat Tuhan merancangkan kita bertemu pasangan, itu adalah pemberian sekaligus titipan-Nya. Begitu juga anak yang kita lahirkan, yang merupakan buah cinta orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidiknya. Dalam praktiknya, diperlukan pengorbanan yang besar pula untuk membesarkan mereka.
Khusus para ibu, kalian tidak harus berkorban dengan berhenti kerja. Pengorbanan yang dilakukan adalah dengan menyediakan waktu lebih bagi anak-anak kalian. Berkorban berarti rela meninggalkan yang satu, demi hal penting lainnya. Bekerja dan menghasilkan uang memang penting, tetapi bisa membagi waktu untuk mendampingi dan mendidik anak, tentunya jauh lebih penting.
Ketika orang tua tidak mampu mendampingi dan mendidik anaknya secara langsung dengan alasan kesibukan pekerjaan, maka ia belum menjadi orang tua sesuai peran yang Tuhan berikan. Bukankah saat Tuhan mempercayakan sesuatu kepada kita, Dia juga menuntut kita berakal budi dan rela berkorban? Karena itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab besar agar tidak membuat kecewa Sang Pencipta.