Kedua, ciptakan kebahagiaan versi kita sendiri

Semua orang ingin bahagia? Betul. Tidak selamanya semua orang bisa dibahagiakan? Betul. Jadi semua orang juga tidak bisa selamanya membahagiakan orang lain. Bisanya apa? Semua orang hanya bisa membahagiakan dirinya sendiri-sendiri, dengan caranya sendiri. Kalau kemudian ada orang lain yang bisa membuat kita merasa bahagia, misalnya karena dia baik sama kita, karena dia perhatian sama kita, itu hanya untuk momen tertentu saja.

Lho, kok bisa begitu? Iya, dong. Manusia itu kan dinamis. Dia terus berubah, saya juga berubah. Yang dilakukannya dan yang saya rasakan, juga akan terus berubah. Dulu, saya merasa sangat spesial ketika kali pertama diberikan kejutan perayaan ulang tahun. Sekarang, rasanya biasa aja. Tidak seheboh dengan yang perdana. Nah, itu contohnya. Maka, bagaimana mungkin kita bisa merasa Happily Ever After kalau kita punya pasangan atau menikah?

Jadi menikah atau single itu tidak membuat orang lebih bahagia? Betul. Sebab kebahagiaan itu bukan akibat dari perbuatan orang lain atau tidak melulu faktor eksternal. Namun, lebih ke bagaimana kita sendiri yang merasakan kebahagiaan atas diri dan hidup kita.

Pasti kita pernah melihat dan mendengar ada orang yang memiliki segalanya, bahkan suami/istri yang hampir mendekati sempurna, namun ia tetap saja merasa ada yang kurang, kosong, dan tidak bahagia. Dengan kata lain, kebahagiaan itu datang dari bagaimana saya bisa menikmati seluruh keberadaan diri saya. Ini lebih ke sisi internal yaitu bagaimana jalinan relasi antara saya dengan diri saya. 

Ketiga, melakukan hobi dan mengembangkan potensi

Hobi harus sesuatu yang berguna, ya. Tidur itu bukan hobi, lho. Kembangkan kemampuan yang kita punya, di mana kita cukup hebat di bidang itu. Mudahnya, sesuatu yang sangat kita nikmati bahkan sampai lupa waktu saat kita melakukannya. Asah terus area tersebut dengan sering-sering melakukan eksperimen.

Misalnya, saya suka memasak. Saya perlu sering-sering meluangkan waktu untuk melihat berbagai tips lewat kanal youtube tentang berbagai resep plus teknik memasaknya lalu mengeksperimenkannya. Kalau dilihat aja dan tidak dilakukan ujicoba, bagaimana potensi itu bisa menjadi sebuah prestasi?

1 COMMENT


  1. Warning: Attempt to read property "ID" on bool in /home/ributruk/public_html/wp-content/plugins/podamibe-custom-user-gravatar/pod-custom-user-gravatar.php on line 179
    Shelfie Tjong

    Thank you sharing yang terbuka dan inspirasional buat para single…..Mari para Jojoba, kita adalah ciptaan yang berharga dan mulia, teruslah kembangkan hidup kita untuk kemuliaan Tuhan!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here