Ketiga, bagaimana responnya saat berada di bawah tekanan? Bisa jadi orang yang tampak jantan ternyata pengecut dan selalu mencari kambing hitam saat sudah menikah dan kepepet. Bagaimana Anda bisa mengetahui hal ini jika belum kumpul? Ada cara jitu. Ajaknya dia berlibur bersama keluarga. Selama liburan itu perhatikan bagaimana responnya saat dia berada di sikon yang tidak menyenangkan. Apakah dia tetap menjadi pribadi yang bertanggungjawab atau uring-uringan dan menyalahkan siapa saja—termasuk Anda—kecuali dirinya sendiri. Orang yang egois dan cari menang sendiri tidak layak dijadikan pasangan hidup.

Keempat, pastikan bahwa setelah menikah kalian bebas menentukan mau tinggal di mana dan menentukan ‘nasib’ kalian sendiri. Masukan, saran, dan pesan dari papa mama maupun papa mama mertua tetap kita butuhkan, tetapi bukan merekalah yang mengambil keputusan untuk kita. Apalagi untuk hal-hal sepele yang seharusnya bisa kalian putuskan dan lakukan sendiri.

Kelima, jika sudah menjadi korban seperti ibu muda tadi, cobalah untuk bertahan dan tidak menyerah. Lakukanlah yang baik, siapa tahu cepat atau lambat mertua bisa berubah. Jika sudah tidak tahan lagi, carilah orang yang mau menjadi pendengar yang baik, yang bisa memahami Anda tanpa terlalu cepat menjatuhkan palu penghakiman, sekaligus bisa memberikan masukan yang berharga.

Mukjizat masih ada. Jangan pernah berhenti berharap dan berjuang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here