Sejak pulang dari rumah sakit, kulit anak bungsu saya tak pernah mulus. Selalu ada bercak merah atau bintik-bintik yang tersebar dari ujung kepala hingga ujung kaki. Diagnosa dokter anak adalah alergi; dengan beberapa pertimbangan dokter belum mengizinkan untuk tes alergi. Jadilah saya yang harus pantang berbagai jenis makanan yang biasanya menjadi alergen: dari ayam, telur, beberapa jenis buah, ikan air laut, seafood, hingga beberapa jenis kacang.

Kondisi kulit si bungsu tak membaik. Sesekali kami bisa melihat dia berusaha menggaruk kepalanya, di waktu lain tangan atau kakinya. Rasa gatal pasti tak tertahankan. Agar ia tak menyakiti dirinya sendiri, kami harus memakaikan sarung tangan bahkan ketika ia sudah berusia 6 bulan. Terbatasnya menu makanan dan nyinyir dari “netijen yang budiman” membawa tekanan tersendiri. Orang tua mana yang tak ingin anaknya sehat?

Berbagai cara lainpun sudah dicoba; dari mengganti sabun mandinya, memakai detergen pakaian khusus bayi, hingga mencoba berbagai jenis pelembab kulit. Tak ada kemajuan, tak ada titik terang. Hingga kami berjumpa dengan dokter yang menjelaskan tentang:

Hidden Food!

Ternyata cara pantang saya belumlah “sempurna”. Saya memang tidak mengkonsumsi telur rebus atau telur goreng, tapi saya masih sering ngemil roti atau cookies yang mengandung telur. Tidak makan ikan, tetapi makanan masih mengandung saus tiram atau kecap ikan. Artinya saya harus benar-benar menghindari segala jenis makanan yang mengandung alergen. Dokter ini pun tidak menyarankan untuk menjalani tes alergi. Cukup dengan pantang makanan dapat membantu memperbaiki kondisi si bungsu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here