Pasangan kekasih yang akhirnya memutuskan untuk menikah biasanya merasakan adanya saling kecocokan di antara mereka. Besar harapan mereka agar nantinya dapat memiliki pernikahan yang berbahagia selamanya.

Namun, angka perceraian yang semakin meningkat belakangan ini tentu menimbulkan pertanyaan apakah ada yang salah dalam pemilihan pasangan hidup di antara mereka yang sudah menikah. 

Tentu saja, menemukan pasangan hidup yang cocok tidak menjamin kebahagiaan sebuah pernikahan. Sebab, bahagia atau tidak seseorang yang menikah juga tergantung bagaimana pasangan suami-istri menjalani hidup pernikahan mereka.  

Akan tetapi, pasangan hidup yang saling cocok akan mempermudah dilakukannya berbagai penyesuaian di dalam pernikahan.

Tulisan ini akan membahas beberapa alasan psikologis penyebab kesalahan yang umum dilakukan orang dalam memilih pasangan.

Ketertarikan: Normal dan Tidak Normal

Disadari atau tidak, setiap orang pasti mempunyai kriteria yang membuatnya tertarik untuk berpacaran dengan seseorang.

Miller (2015) berpendapat, biasanya seseorang tertarik pada orang lain yang bisa memberi keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keuntungan tersebut biasanya didapat dari pemenuhan kebutuhan emosional, kemampuan finansial, penampilan menarik, atau karakter yang baik. 

Sekalipun ketertarikan ini terjadi karena adanya harapan untuk mendapatkan berbagai pengalaman yang menyenangkan, kenyataannya tidak semua orang menyadari alasan yang menyebabkan mereka tertarik pada seseorang.

Ketertarikan itu ternyata lebih sering didorong oleh alam bawah sadar. 

Dalam hal berpasangan, seseorang yang sudah memiliki kriteria yang baik tentang orang-orang lain, bisa saja kemudian berpacaran dengan orang yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkannya. 

Cloud dan Townsend mengatakan,

sebagian manusia memiliki ketertarikan yang normal, tapi banyak juga yang memiliki ketertarikan yang tidak normal.

Rasa ketertarikan yang normal bisa membantu seseorang untuk memilih pasangan yang cocok. Sebaliknya, ketertarikan yang tidak normal akan menuntun seseorang pada relasi yang buruk.

Contohnya, seorang gadis yang memiliki ayah suka menganiaya, secara tidak sadar cenderung tertarik pada pria penganiaya seperti ayahnya. Demikian pula seorang pemuda yang memiliki ibu dominan ternyata cenderung tertarik pada wanita yang suka mendominasi dirinya.

Dengan demikian, sistem keluarga yang buruk diulang oleh generasi berikutnya, seperti lingkaran setan. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka yang sedang mencari pasangan untuk mengevaluasi apakah ketertarikan mereka didorong oleh suatu ketidaknormalan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here