3. Terlampau mudah memberi penilaian terhadap orang lain
Ciri ketiga dari kesombongan yang tidak disadari adalah ketika kita terlampau mudah memberi penilaian pada orang lain. Pepatah luar mengatakan, “Don’t judge the book by it’s cover.” Artinya, jangan mudah menilai seseorang dari tampak luarnya saja.
Manusia memang suka menilai sesamanya. Namun, berhati-hatilah dengan kebiasaan tersebut. Tidak setiap penilaian kita berarti tepat.
Maka itu, ada etika yang mengajarkan:
“Biarkanlah orang baru selalu menjadi orang asing.”
Maksudnya, setiap orang berbeda dan unik. Jangan memberi stempel yang sempit terhadap orang lain. Selalu ada nilai “wow” yang tidak pernah kita tahu dalam diri setiap orang.
Orang yang mudah menilai orang lain memiliki benih kesombongan. Mudah menilai orang lain akan membuat seseorang menjadi “sok” tahu, “sok-sok”-an, dan “sok” ahli.
Setiap “sok” mengandung nilai kesombongan di dalamnya. Dan orang yang “sok” sering tidak disukai banyak orang. Berhati-hatilah.
4. Terlalu banyak bicara dan sulit untuk mendengar
Ciri kesombongan keempat yang tidak disadari adalah ketika kita hanya ingin didengar tanpa ingin mendengar. Semua orang harus mendengar apa yang kita katakan dan mengikuti apa yang kita inginkan. Semua orang harus melihat hanya kepada kita.
Sikap seperti ini berlawanan dengan sikap rendah hati. Orang yang rendah hati selalu memiliki ruang bagi orang di dalam hidupnya. Ruang untuk mendengarkan orang lain, ruang untuk memberi orang lain kesempatan untuk belajar. Tidak melulu tentang kita.
Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu dirinya bisa, tetapi enggan untuk menunjukkan. Ini tentu berbeda dengan pesimistik atau perasaan malu. Orang yang rendah hati tahu kapan ia harus bertindak dan kapan waktu ia harus diam. Ia tidak dominan dan motivasinya hanyalah untuk kebaikan semua orang.
Orang yang sombong ingin menjadi pusat perhatian. Orang yang rendah hati memusatkan perhatian pada orang lain.
5. Selalu ingin menerima, bukan memberi
Orang yang sombong selalu menuntut hak dan kepentingannya. Ia sulit berbagi. Ia sulit berempati. Baginya, kesenangannyalah yang utama. Dan dirinya adalah kepentingan utamanya.
Semangatnya bukanlah memberi, tetapi menerima. Bahkan ketika ia memberi, motivasinya adalah menerima balasan.
Fokusnya yang utama adalah kepuasan dirinya. Kesukaannya adalah membicarakan namanya. Jika ia diajak beramal, ia akan ikut, asalkan ia yang menjadi sorotan utama. Motivasinya bukan memberi, tetapi menerima.
Baca Juga: Selalu Beri yang Terbaik, yang Kedua Gratis. Buy One, Get One Free!
Pada dasarnya, setiap kesombongan selalu mengarah pada masalah egosentris. Orang yang selalu mementingkan dirinya di atas kepentingan dan di atas orang lain. Kesombongan adalah suatu perasaan yang memuaskan diri atau ke-aku-an kita. Segala halnya berpusat pada dirinya dan hanya untuk dirinya.
Mari bersama memeriksa diri:
Apakah aku tidak sadar menjadi orang yang sombong?
Ciri pertama dan kedua dapat Anda temukan di bagian pertama artikel ini di tautan ini.