Kedua, untuk memperlihatkan dominasi seseorang terhadap partner seksnya
Pada umumnya, beberapa pria mengusulkan, mendesak, bahkan memaksa wanita pasangan seksualnya untuk membuat rekaman hubungan intim mereka. Alasan yang mengemuka sering kali adalah untuk kenang-kenangan alias ada sesuatu yang dapat dilihat kembali di saat-saat tertentu. Namun, sebenarnya ada unsur dominasi alias pengendalian di balik alasan yang terungkap itu.
”Ya, saya suka saja sih, Pak Wepe, melihat ekspresi pacar saya saat kami sedang making love. Saya merasa puas dan bangga bisa membuatnya bersedia melayani saya. Awalnya pacar saya tidak mau direkam, saya rayu, saya bujuk dan setengah memaksanya dengan ancaman akan meninggalkannya. Akhirnya ia tunduk juga dan mau direkam saat kami sedang berhubungan seks. Puas banget,” begitu tutur seorang pemuda dalam sebuah percakapan.
Tak jarang rekaman yang dibuat selama masa berpacaran ini dijadikan senjata untuk terus memaksakan kehendak pada perempuan. Jika perempuan ingin putus hubungan, sang pria mengancam akan membocorkan rekaman hubungan intim mereka. Sering kali juga tindakan ini diikuti dengan pemerasan secara keuangan. Lagi-lagi, pihak perempuan sering kali berada di posisi yang lemah dalam situasi seperti ini.
Ketiga, untuk keuntungan materi
Ya, demi mendapatkan lebih banyak uang lewat video hubungan intim. Bagaimana caranya? Menjual video rekaman tersebut pada pihak tertentu yang memesannya, sama seperti kasus yang beberapa waktu lalu terungkap di media massa. Pelakunya membuat rekaman video hubungan intim sesuai dengan pesanan yang diterimanya lewat internet.
Bisa juga dengan mengunggah video ini untuk meningkatkan trafik portal internet tertentu dengan demikian penghasilan dari iklan juga mengalami peningkatan pesat. Bukankah beberapa waktu yang lalu marak berita tentang orang yang memakai akun bernama David Bond yang merekam hubungan intimnya dengan wanita-wanita Asia dan menjualnya lewat situs pribadinya?Seseorang pernah memperingatkan para perempuan di Jakarta ketika disinyalir David Bond beredar di sana.
”Turis sex ini sudah di Jakarta. Dia seneng bikin video youtube dimana dia “mengajar” cara dapat cewek asia seenaknya lewat App Tinder. Lalu dia bikin video (sex?) tanpa minta izin dl dan dia kemudian jual video itu online di “website VIP”. Setahu aku dia udah lakuin ini di taiwan, vietnam, thailand dan jepang sebelum dtg ke indonesia….”
Jadi, sebaiknya bagaimana?
Jangan pernah bugil di depan kamera!
Hormati tubuh Anda, hormati tubuh pasangan. Nikmati hubungan intim secara ekslusif, tanpa kehadiran pihak lain dan juga kamera HP. Nikmati hubungan seksual tanpa was-was dan cemas hanya dalam ikatan pernikahan.
Baca Juga:
Seks Pranikah bagi Perempuan: Tiga Hal Penting Ini ‘Hilang’ Seiring dengan Keperawanan






