Seorang teman berkeluh kesah tentang pasangannya yang dirasa makin hari makin membosankan, tak lagi sehangat yang dulu. Terbesit keinginan dalam benaknya untuk mencoba berganti pasangan, yang mungkin bisa mengubah perasaan cintanya yang sudah mulai memudar. Ya, selingkuh adalah salah satu opsi yang seringkali ditempuh untuk mengusir rasa jenuh, bukan?
Seketika itu saya berpikir bagaimana jika saya berada di posisi dirinya.
Sejujurnya ada segudang alasan untuk berselingkuh ada di tangan saya, namun sampai saat ini saya memilih untuk tetap setia kepada pasangan saya. Tiga hal inilah yang selalu mengingatkan saya untuk tidak memilih opsi berselingkuh:
1. Kisah jatuh cinta pertama kali
“Jatuh cinta berjuta rasanya” bukan saja sekedar judul lagu, tetapi memang benar demikian adanya ketika kita pertama kali mengalaminya, bukan? Pertemuan dengan seseorang yang memesona hati kita seolah-olah membuat hidup kita menjadi semakin hidup yang terkadang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata dan hanya bisa dirasakan dalam hati.
Saya mereka-reka ulang kisah asmara yang pernah kami rajut pertama kalinya. Jika ada pertanyaan, “Apa yang membuatmu dulu jatuh cinta kepada pasanganmu?”,maka yang pertama kali terlintas di benak saya adalah penerimaan dirinya terhadap saya.
Pasangan saya mau menerima saya dan keluarga saya secara apa adanya termasuk kekurangan yang ada pada kami. Saya menyadari tak semua orang mau dan mampu menerima keaiban dari calon pasangan hidupnya, jika dirinya tak memiliki kebesaran hati.
Apabila di awal hubungan kita bisa membuka diri menerima pasangan apa adanya, maka ketika godaan dan konflik melanda bahtera rumah tangga kita, sejatinya kita dapat menghadapinya dengan bergandengan tangan bersama pasangan.
Lalu, untuk apa kita berganti pasangan yang belum tentu bisa menerima kita seperti pasangan kita? Atau berselingkuh yang pasti tak memunyai harapan di masa depan?
Coba ingatlah kembali alasan apa yang membuatmu jatuh cinta kepada pasanganmu kala itu?