Setiap orang (mestinya) pernah mengalami jatuh cinta. Kata pepatah lama, “Jatuh cinta itu berjuta rasanya”. Tetapi bagaimana kalau kita sedang  putus cinta? Menurut saya, rasanya lebih dari sekadar jutaan.

Putus cinta tentu saja bukan hal yang enak. Kata orang, insan yang jatuh cinta, hatinya akan berbunga dan senyum akan mengembang serta menghiasi wajahnya. Sementara ketika seseorang mengalami patah hati karena putus cinta, wajahnya  akan dihiasi dengan senyuman pahit, dan hatinya pun diliputi bunga tetapi bunga yang layu.

Saya pun pernah mengalami kegagalan cinta. Saat itu, saya merasa seperri kehilangan sesuatu. Jujur saja, makan jadi tak enak, tidur juga tak nyenyak.

Tetapi meratapi nasib karena putus cinta terus menerus, membuat kita menjadi orang yang hanya menyesali diri semata.

Tetapi meratapi nasib karena putus cinta terus menerus, membuat kita menjadi orang yang hanya menyesali diri semata. Share on X

Berikut inilah yang saya lakukan ketika mengalami putus cinta. S

1. Selalu berpikir dan bertindak positif


Ada sebuah kalimat yang bilang, ”Waktu putus cinta, bagai disambar geledek di siang bolong”. Artinya memang kita akah merasa shock saat putus cinta, apalagi diputuskan oleh pacar.

Ada beberapa orang yang marah, kecewa dan melampiaskan kekesalannya dengan melakukan hal-hal yang negatif. Ada juga orang yang galau, sedih, dan mengasihani diri sendiri, bahkan yang ekstrim, ada orang yang sampai mengakhiri hidupnya.

Berpikir dan bertindak positiflah, misalnya tentang status kita yang sekarang jadi single lagi ketika kita bisa melakukan apa yang kita sukai, yaitu hal-hal yang dulu tidak bisa kita lakukan ketika punya pacar.

Janganlah melakukan hal-hal konyol yang bisa merugikan orang lain, apalagi yang merugikan diri sendiri.

Selain itu, kita juga bisa bertindak positif dengan mengerjakan sesuatu yang berguna bagi orang lain, misalnya terlibat dalam kegiatan sosial.

2. Introspeksi

Daripada sibuk menyalahkan diri sendiri, menyalakan mantan atau menyalakan keadaan, lebih baik kita mulai mengoreksi diri sendiri.

Bukankah bercermin lebih baik daripada hanya melihat ke arah kaca yang tembus pandang? Melihat bayangan sendiri akan membuat kita lebih mengerti apa yang perlu kita perbaiki,  daripada sibuk melihat kesalahan, kekurangan dan kelemahan orang lain. Dengan mengoreksi diri, kita akan semakin dewasa. Itu berguna sebagai sebuah pelajaran berharga yang dapat menjadi bekal, jika kelak kembali menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Bukankah bercermin lebih baik daripada hanya melihat ke arah kaca yang tembus pandang? Share on X

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here