“Sejak mulai bekerja, anak saya kok jadi begitu, ya?” keluh seorang rekan kerja saat ngopi bareng di cafe.

Saya mengenal rekan saya tersebut sebagai orang yang ulet dan tidak gampang menyerah dalam bekerja. Namun anak laki-lakinya berbeda. Saat memasuki dunia kerja, ia sering gonta-ganti pekerjaan.

“Kurang apa dia? Dari sekolah dasar hingga kuliah, saya pilihkan sekolah favorit, lulusnya pun dengan nilai baik. Tidak hanya itu, saya juga pilihkan pekerjaan di tempat dan posisi yang bagus, karena saya kenal pemilik perusahaannya. Namun, belum usai masa percobaan, anak saya sudah tidak tahan tantangan dan tekanannya, paparnya lebih lanjut sambil mengangkat secangkir kopi panas yang siap diseruputnya.

Agaknya, masalah mental dan kesiapan menjadi faktor utama seseorang ketika memasuki dunia kerja. Bukan hanya soal kecerdasan dan keahlian, tetapi perlu “kekuatan” lain, sehingga pekerjaan dapat dijalani dengan tanggung jawab, layaknya prinsip hidup yang dijalaninya.

Kekuatan lain itu tidak bisa muncul dengan sendirinya. Kecerdasan dan keahlian bisa dipelajari, tetapi masalah mental dan kesiapan harus ditumbuhkan.

Mental Harus Dibangun Melalui Ikatan Sedini Mungkin

Seperti menanam pohon, kita harus merawatnya sejak pohon itu mulai ditanam, bukan? Demikian juga dengan anak, ikatan kita sebagai orangtua harus diwujudkan melalui kedekatan dan kehadiran kita sejak anak itu lahir. Hadir berarti ada dan siap ketika anak-anak membutuhkan kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here