“Sayang ya, padahal waktu pacaran dulu penuh perjuangan mendapatkan restu orang tuanya. Lha, sekarang kok dengan gampangnya meninggalkan istri dan anaknya,” tutur teman saya tentang kawan laki-lakinya yang baru saja bercerai.
“Ya, sebelas tahun menikah akhirnya nekat tinggalkan istri dan dua anak hanya demi selingkuhan,” imbuhnya penuh nada prihatin.
Tak ada asap jika tidak ada apinya, begitu kata pepatah. Demikian juga orang yang berselingkuh. Ada yang awalnya tidak disengaja, hanya sekadar iseng mengisi waktu luang, hingga ada yang memang sengaja berselingkuh. Yang terakhir ini biasanya sudah bermasalah dalam rumah tangganya.
Prosesnya pun beragam. Mulai dari pertemanan, rekan kerja, hubungan atasan bawahan, hingga tetangga dekat. Sebagian besar perselingkuhan terjadi karena faktor ketidakharmonisan dalam rumah tangga, terutama hubungan suami istri. Penyebabnya juga bermacam-macam, dari soal seks, keuangan, beda pendapat, hingga pertengkaran, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Ketika seorang teman SMA yang bernama Adi hendak memutuskan bercerai, ia dan istrinya yang juga saya kenal, sempat minta pendapat. Mereka telah menikah 17 tahun dengan dua anak. Baik Adi maupun istrinya menyampaikan keluhannya masing-masing. Keduanya punya sifat keras dan sulit untuk mengalah, sehingga pertengkaran dengan kekerasan bukan hal baru lagi. Apalagi setelah diketahui si Adi ini punya wanita idaman lain, hubungan mereka makin runyam.
“Sejak pacaran kami sering bertengkar. Setelah menikah lebih lagi, istri saya banyak menuntut dan curigaannya tinggi,” keluh Adi.
Ini pulalah yang menyebabkan hati suami tertambat ke wanita lain yang dianggap berbeda jauh dari istrinya. Ketika saya bertanya apakah ada niat untuk kembali lagi ke istrinya, ia langsung menjawab sudah tidak ada harapan lagi.
Beda dengan si suami, saat saya temui istrinya di waktu berbeda, ia lebih menginginkan rujuk kembali. Ia bersedia melupakan perbuatan suaminya dengan syarat mau meninggalkan selingkuhannya itu.
Di lain sisi, rupanya Adi telah cerita kepada saudara-saudaranya kalau penyebab semua itu adalah istrinya. Sebagai saudara kandung, tentu mereka lebih percaya pada cerita Adi ketimbang klarifikasi istrinya. Jika sudah seperti ini, ditambah sang suami lebih memilih selingkuhannya, maka perceraian sulit dicegah lagi.
Sebelum memutuskan bercerai, coba renungkan tiga hal berikut yang mungkin bisa menyelamatkan rumah tangga Anda :
1. Jangan Minta Pendapat Orang yang Tidak Tahu Duduk Persoalannya
Jika ingin memperbaiki mobil yang rusak, tentunya kita tidak datang ke bengkel sepeda motor.
Meski sama-sama tahu mesin, tetapi dapat berakibat fatal. Demikian juga ketika mencari solusi masalah pernikahan dan rumah tangga, datanglah ke orang yang tepat. Bisa konselor pernikahan atau pembimbing rohani. Boleh saja minta pendapat teman atau saudara, tetapi janganlah menjadi penentu keputusan. Ingat bahwa keputusan apa pun ada pada diri kita sendiri dan pasangan. Orang lain hanya bisa melihat luarnya saja, sedangkan yang terjadi di dalam hanya kita yang tahu.