Menikah adalah impian banyak orang. Ada yang ingin menikah di usia 25 tahun, namun ada juga yang targetnya menikah sebelum usia 30 tahun–kapan pun itu. Di zaman ayah dan ibu saya, menikah di usia 20 tahun itu adalah hal yang sangat wajar. Malah mereka yang belum menikah pada usia 25 tahun akan dibilang terlambat.

Pada zaman sekarang, orang menikah di atas usia 30 tahun adalah hal yang lumrah. Saya sendiri menikah di usia 40 tahun, sementara istri saya waktu itu berumur 38 tahun.

Untuk menikah di usia “matang” ada 3 hal yang perlu dipersiapkan dengan baik:

 

1. Siap terus menerus mendengar pertanyaan “kapan nikah?”

Memiliki status jomblo itu tidak enaknya adalah: kita akan selalu ditanya kapan punya pacar dan kapan menikah. Kalau terlambat menikah, mau tidak mau dan suka tidak suka, kita akan ditanya tentang status kita dalam jangka waktu yang lama. Sampai kita menikah, tentu saja barulah pertanyaan tersebut berhenti

Untuk menghadapi hal tersebut,  kita harus siap mental. Ya, karena kita akan terus ditanya, maka kita harus siap disindir: kapan menikah, kapan nyusul, atau bahkan mendapati orang yang cenderung menghakimi kita dengan berkata,“terlalu pilih-pilih, sih!”

Jadi, kita harus tahan banting menghadapi itu. Saat pertanyaan itu muncul, jangan marah, ya. Sebagai gantinya kita harus mengelus dada, sambil berkata, “Harap bersabar, ini ujian”.

Baca juga: Bobot, Bibit, Bebet: Pedoman Memilih Pasangan yang Tetap Relevan di Zaman Now. Pahami Maknanya agar Tak Menyesal!

 

2. Siap menerima fakta bahwa kita akan kesulitan dalam menemukan calon pasangan hidup yang cocok

Kesulitan yang dihadapi para lajang yang berusia di atas 30 tahun adalah menemukan pasangan yang pribadinya bisa “nyambung” dan terasa nyaman buat kita. Ada yang mengatakan bahwa orang yang usianya 30 tahun ke atas akan memiliki lebih sedikit kriteria mengenai pasangan hidup dan bisa bersikap lebih toleran. Kenyataannya, persoalan yang muncul tidaklah semudah itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here