Orang tua mana yang tidak memikirkan pendidikan anak-anaknya? Melalui pendidikan, orang tua berharap anaknya siap memiliki kehidupan yang baik di masa depan.
Pertanyaannya, kehidupan seperti apa? Sukses bergelimang harta? Berguna dan berjasa bagi nusa dan bangsa? Atau asal memuliakan Tuhan dan bisa membanggakan orang tua sudah cukup?
Sadar atau tidak, jawaban kita akan menentukan seperti apa sekolah yang tepat untuk anak.
Belakangan, makin banyak ragam dan jenis sekolah. Semakin banyak pilihan, bukankah kita semakin bingung? Mana yang paling tepat untuk anak?
Bersyukurlah punya banyak pertimbangan. Justru seringkali kegagalan memilih sekolah yang tepat terjadi karena tidak ada pertimbangan dan sedikit nasihat. Click To Tweet
Apa yang harus kita pertimbangkan?
1. Sekolah umum atau sekolah berbasis agama tertentu
“Saya ingin anak saya bisa belajar bergaul dengan teman-teman dari agama lain, Miss,” kata seorang bapak menyampaikan harapannya pada saya, “Itu sebabnya, saya masukkan anak-anak ke sekolah yang umum.”
Sebaliknya, ada orangtua yang memandang sekolah perlu membantu mereka menanamkan nilai-nilai keagamaan tertentu, jadi memilih sekolah berbasis agama tertentu.
Tak ada pilihan yang salah, hanya kebutuhan anak-anak kita apa?
2. Kakak dan adik tidaklah sama. Mereka pun tidak harus dipaksakan bersekolah di tempat yang sama
“Anak saya yang kecil makin goyah imannya ketika bersekolah di sini, berbeda dengan kakaknya yang tak goyak keyakinannya,” kisah seorang ayah. “
Saya kuatir, makanya lebih baik saya pindahkan ke sekolah lain,” lanjutnya lagi sambil menyebut nama sebuah sekolah berbasis agama yang cukup terkenal di kota.
Kakak dan adik punya profil kepribadian dan kebutuhan yang berbeda. Mereka tak harus satu sekolah, walau konsekuensi kerepotan transportasi selalu ada.
3. Penggunaan bahasa
Sebagian besar orang tua ingin anaknya mahir berbahasa asing. Biasanya, bahasa Inggris menjadi pilihan utama di zaman global ini. Lalu disusul oleh bahasa Mandarin.
Bagaimana dengan Bahasa Indonesia? “Gampang lah, kan itu bahasa sehari-hari,” ujar seorang ibu muda sambil tertawa. Justru karena merupakan bahasa sehari-hari, bahasa Indonesia mestinya tidak kita remehkan. Menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan tepat terkadang bisa lebih sulit daripada menggunakan bahasa asing.
Janganlah kita lupa, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Apa artinya mahir berbahasa asing kalau tidak bisa nyambung berbicara dengan orang-orang sekitarnya?