Setelah ramai diberitakan bahwa Gisel gugat cerai Gading, Gading Marten mengunggah status IG yang patut kita renungkan. Demikian isinya:

“Ijinkan saya  mengucapkan terima kasih utk semua keluarga, sahabat dan kalian semua yang sayang dan mendoakan keluarga kami..terutama yang sayang sama gempi juga… maaf atas berita sedih hari ini, kalau berita baik disebarkan akan membawa aura baik untuk semua.. Tapi kalau berita sedih semua kan merasakannya juga.. saya sangat berharap tidak ada berita miring atau asumsi2 yg tdk benar dan saling menjelekan… it’s not easy and it’s not gonna be… kami akan selalu baik baik utk gempi.. DOAkan kami Tuhan memberikati kalian semua..”

 

Saat membaca IG Gading, saya setuju bahwa kita perlu menyebarkan aura positif sesuai dengan nama Gempi yang salah satu artinya, menurut situs arti nama anak-anak, adalah Berkah Tuhan.

Kata Gading Martin saat Gempi dilahirkan, “Gempita artinya ya menyenangkan, anak yang ditunggu-tunggu, akan selalu gembira dan selalu happy. Noura saya minta izin sama Papa itu nama Nenek. Oma Noura ada artinya dihormati jadi orang yang dihormati. Marten nama papa,” ucap Gading demikian pernyataan yang dimuat dalam sebuah media online setelah kelahiran Gempita.

Yang menarik, arti ‘gempita’ menurut KBBI adalah “riuh rendah; meriah sekali; ribut sekali; gegap gempita.” Dari arti nama ‘Gempita’ mari kita bersimpati dan berempati terhadap anak-anak korban perceraian, sehingga perceraian bisa dikurangi semininal mungkin, bahkan dihindari.

 

1. Jika papa dan mama bercerai, siapa yang ikut tercerai berai?

Anak kortban perceraian, apalagi yang masih seusia Gempi (3 tahun) pasti bingung. Mau ikut papa atau mama. Seringkali ‘perebutan’ hak asuh anak menjadi ramai di pengadilan. Siapa pun yang menang, Gempi mau tidak mau harus berpisah dengan salah satu dari kedua ortunya, meskipun oleh pengadilan diizinkan dijenguk oleh ortu yang tidak serumah dengannya.

Saya sering mendapati ayah yang memaksa untuk menjemput anaknya pulang dari sekolah padahal tidak diizinkan oleh pihak ibunya. Pertengkaran di depan anak untuk mencurahkan kasihnya bagi saya merupakan ‘contradiction in terms’.

Bagaimana bisa mencurahkan kasih jika untuk mendapatkannya saja memakai pemaksaan dan kekerasan. Biasanya sang anak hanya bisa menangis dalam kebingungan, ketidakmengertian dan ketidakberdayaan.

 

Baca Juga: Gisel Gugat Cerai Gading: Dua Hal yang Semestinya Kita Lakukan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here