Linimasa Facebook ramai-ramai memberitakan Gisella Anastasia menggugat cerai Gading Martin. Padahal selama ini mereka terlihat harmonis dan sering memajang foto mesra di media sosial mereka.

Apa yang terjadi? Apa yang bisa kita pelajari? Paling tidak saya menemukan 3 ini.

 

1. Jangan cepat menilai orang dari penampilannya

Don’t judge a book by its cover. Sebagai pecinta sekaligus predator buku, saya tidak pernah mau membeli buku hanya dengan melihat sampul dan membaca judulnya saja. Saya selalu minta izin untuk membuka pembungkus plastiknya. Jika tidak diizinkan, biasanya saya batal beli. Untung beberapa toko buku menyediakan buku yang sudah terbuka atau mengizinkan saya untuk membukanya.

Demikian juga dengan menilai orang atau rumah tangga orang. Orang cenderung memamerkan yang baik dan sedapat mungkin menutupi aib. Tidaklah mengherankan jika mereka masih mengunggah moment kebersamaan seperti ultah di media sosial.

Di media sosial mereka tampak begitu harmonis tiba-tiba kita merasa miris saat melihat mereka menangis.

Saya pernah membaca postingan seorang sosialita yang mengunggah pujian terhadap pasangan hidupnya, padahal saya tahu persis perilaku suaminya bertolak belakang dari kata-kata pujian yang dia lontarkan.

St. Paul memang mengatakan bahwa kasih itu menutupi segala sesuatu alias tidak mengumbar aib keluarga, namun dia juga tidak menganjurkan kita untuk bersandiwara, apalagi menjalani kehidupan yang munafik.

 

2. Jangan gampang menjatuhkan palu penghakiman

“Cari sensasi aja.”

“Ah, paling settingan.”

“Biasa, kehidupan artis ya memang seperti itu.”

Sering mendengar komentar seperti itu? Sebelum memahami benar duduk masalahnya, mengapa kita begitu responsif terhadap berita negatif? Apalagi kalau itu menyangkut artis dan politisi?

Bukankah jauh lebih bijak jika kita tidak terlalu cepat berkomentar. Share on X

 

3. Jangan kepo

Ketimbang aktif mencari berita yang ironisnya kita tuduh sensasi, mengapa tidak memetik pelajaran dari peristiwa tersebut? Di setiap masalah, jika kita cermati, selalu ada berkah yang bisa kita telaah.

Tujuannya? Agar kita tidak merasa steril dan kebal terhadap persoalan semacam itu dan memakainya sebagai cermin untuk berjaga-jaga dan menjaga diri sendiri maupun keluarga kita.

Setuju?

 

Baca Juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here