Momen Hari Ayah Nasional yang beberapa waktu lalu berlalu banyak digunakan pengguna linimasa untuk mengekspresikan kasih dan penghargaan bagi ayah masing-masing. Segala apresiasi terasa layak dikumandangkan bagi sosok ayah yang memiliki citra positif.

Citra positif seperti apa? Jawabannya mungkin beragam: yang meninggalkan banyak keteladanan, tidak ragu menunjukkan bahasa kasih (verbal maupun sentuhan) kepada anak, dan tidak segan berkorban demi anak.

Lalu, bagaimana nasib para ayah yang tidak termasuk dalam kategori tersebut?

Meskipun kenyataannya ada banyak ayah yang tidak bisa menjalankan perannya dengan baik, tetap saja ada setidaknya ada satu hal baik yang bisa dipelajari. Saya teringat akan seorang lelaki bernama Lucious Lyon. Tokoh fiktif yang menjadi sorotan utama dalam drama film musikal “Empire” ini terlihat berbeda. Tokoh utama yang jauh dari figur bayangan ideal seorang ayah yang bertipe pengasih dan pengayom.

 

Ayah yang sengaja mengobarkan permusuhan di antara anak-anaknya

Lucious sengaja mengobarkan permusuhan di antara ketiga putranya demi sebuah misi khusus. Ia mencari pewaris untuk menggantikannya memimpin Empire, perusahaan rekaman dan manajemen artis terbesar di Amerika yang menjadi milik pusakanya. Sungguh sebuah cara yang aneh. Mengapa ia tega membuat putra-putranya saling bertikai demi tujuan tertentu, alih-alih mengenal semua karakter anaknya dengan baik?

Lucious bahkan telah sukses menorehkan luka hati kepada ketiga putranya. Ia tidak menginginkan Andre si sulung untuk memimpin perusahaannya, karena terdeteksi gangguan bipolar meskipun kejeniusannya dalam hal akademis telah mendapatkan pengakuan banyak pihak. Andre juga dianggap tidak memiliki bakat musik, yang dianggap mendiskreditkan ketenaran Lucious.

Anak kedua mendapat penolakan karena orientasi seksual yang menyimpang. Jamal Lyon memiliki suara yang indah dan kemampuan menciptakan lagu yang nyaris serupa dengan ayahnya. Keberaniannya untuk mengungkapkan preferensi seksualnya membuat Lucious murka. Tanpa ampun ia menindas Jamal.

Baca Juga: Menjadi Ayah Hebat Anak Berbakat

Bagaimana dengan anak ketiga? Si bungsu dibiarkan tumbuh tanpa ibu dan bimbingan dari seorang ayah. Hakeem hanya dipoles menjadi penyanyi rap yang mencetak banyak dollar untuk kejayaan Empire. Sosok Hakeem serupa binatang yang terbungkus oleh pakaian dan kehidupan mewah. Liar, brutal, dan nyaris tidak memiliki tata krama.

Luka hati terparah yang berhasil ditorehkan Lucious pada tiga anaknya adalah dari caranya mengabaikan sang istri. Cookie Lyon, sang tulang rusuk harus dipenjara selama 17 tahun untuk menutupi kesalahan Lucious. Setelah Cookie menghirup udara bebas, Lucious memilih berseteru dengannya dan berselingkuh tiada henti.

Hmm, ayah macam apa kau ini, Lucious?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here