Beberapa waktu lalu, kita digemparkan dengan berita tertangkapnya Kalapas (Kepala Lembaga Pemasyarakatan) Sukamiskin Bandung oleh KPK. Kalapas diduga telah memberikan dan menyiapkan fasilitas untuk para napi koruptor di Lapas Sukamiskin. Tidak hanya itu, Kementerian Hukum dan Pertahanan melakukan sidak lanjutan ke Lapas Sukamiskin.
Ada hal yang sangat menarik perhatian saya di sana. Muncul seorang wanita cantik yang dikenal publik sebagai Jurnalis Najwa Shihab. Saya memberi sebutan khusus untuk seorang Najwa Shihab sebagai “Singa Betina”, karena begitu istimewanya wanita tangguh ini. Ia tak hanya dikenal publik dalam kecerdasannya pada dialog-dialog perpolitikan, tetapi juga karena keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran dengan mengikuti aktivitas sidak di lapas para napi koruptor Sukamisikin. Dengan sangat teliti ia melihat hal-hal yang tidak wajar dilakukan di Lapas oleh para napi koruptor.
Begitu berani, begitu tegas, begitu elegan, dan tetap menawan.
Beberapa wanita takut untuk menjadi wanita yang sukses. Bukan hanya takut, tetapi juga dibatasi oleh ketundukan dan peran mereka dalam rumah tangga, bidang pekerjaan, dan yang lainnya. Banyak juga yang menganggap bahwa menjadi wanita sukses memungkinkan mereka melanggar batas-batas kebersahajaan sebagai wanita yang sesungguhnya. Namun, tidak demikian dengan Najwa Shihab.
Baca Juga: Pernikahan Bukanlah Pencapaian Tertinggi dalam Hidup. Perempuan, Hiduplah Lebih dari Sekadar Itu
Saya bukan hanya salah satu pengagum kesederhanaan, kecerdasan, dan kecantikan seorang Najwa Shihab, tetapi lebih daripada itu, ia telah menginsiprasi saya sebagai gambaran “Singa Betina” era milenial.
Seorang Najwa menginspirasi saya, bahwa sebagai wanita harus memiliki keberanian untuk maju.
Ya, bukan perasaan mengasihani diri sendiri dan terkungkung dalam kesalahan diri yang terus-menerus dipelihara (masa lalu, sulit move on, putus asa, dll).
“Jangan takut untuk menjadi wanita yang sukses.”
Kalaupun wanita sukses sering digambarkan sebagai wanita yang ambisius, terlalu serius, perfeksionis, gak punya teman alias anti sosial, bahkan kurang piknik dan selalu dominan, jangan takut untuk menjadi wanita sukses. Teruslah berpikiran untuk maju dan produktif.
Seorang Najwa menginspirasi saya, bahwa meski menjadi wanita yang maju dan sukses, harus tetap low profile.
“Wanita yang kuat akan menguatkan wanita yang lain.”
Artinya tidak saling iri, mem-bully, menjatuhkan, dan merasa terancam dengan keberhasilan wanita lain. Saling menguatkan akan menjadikan kita menjadi lebih kuat. Bukannya malah semakin terjebak dengan sebutan sebagai “Queen bee syndrome”, yang merasa istimewa dalam kesuksesan, sehingga ingin menjadi the only one atau pusat perhatian. Paling tidak bisa menjadi wanita yang bertepuk tangan untuk keberhasilan wanita lain.