“80% isi Instagrammu itu tentang mantan.”

“Apa aku mencaci mantan?”

“Meratap iya, namun tidak ada kata mencaci.”

 

Saya bernafas lega kala seorang sahabat beropini jujur saat menjawab pertanyaan tanpa sengaja. Tak mudah mendapati sebuah kejujuran walaupun dari orang terpercaya kita. Patahnya kisah cinta yang entah kesekian kali, membuat saya berpikir lebih dari jumlah jemari untuk percaya. Di usia yang tak bisa lagi disebut anak muda, kelelahan sangatlah mudah terjadi.

Yah sahabat terdekat tentu mengetahui bagaimana beratnya bertahannya sekian waktu untuk tetap setia dalam status Long Distance Relationship. Memang sih bukan beda negara apalagi beda dunia, ha-ha. Namun setiap perjuangan terasa berlipat kali melelahkan jika ternyata hanya satu pihak yang ingin tetap bertahan.

Kalau dirasakan, maka sangat wajar jika saya mencaci maki mantan. Saya tidak akan menceritakan detail alasan perpisahan. Yang jelas, membuat saya menyalahkan diri sendiri untuk sekian waktu, walau tahu sebenarnya bukan saja saya saja yang bersalah.

“Coba kalau aku tidak menuntut a atau b, pasti dia tidak akan memutuskan.”

“Kalau saja aku lebih punya modal, tentu dia tidak berpikir akan terbebani kelak.”

“Andai aku menuruti permintaannya, mungkin dia tidak akan memutuskan.”

“Andai …”

“Bila …”

Entah berapa banyak ‘andai’ terucap, seiring juga bergulirnya air mata. Tidak terdengar. Itulah derita seorang introvert melankolis.

 

“Kenapa kamu tidak mencaci mantan?”

“Tidak, bagaimanapun aku yang memilih dia dulu. Bagaimana aku bisa mencaci pilihanku sendiri di media sosial? Itu seperti mencaci diriku sendiri.”

“Tapi sampai cekung dan menghitam lipatan matamu berhari-hari.”

“Biarlah. Lagi pula rugi sendiri kalau mencaci maki di medsos.”

“Kok, rugi? Kan, kamu dapat dukungan serta simpati dari yang baca.”

“Iya memang, tapi aku kan infulencer. Nanti perusahaan-perusahaan enggan hire aku dunk untuk endorse produk mereka.”

“Ha-ha, ternyata itu alasan utamanya, ya. Ujung-ujungnya duit. Dasar!!!”

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here