Jika memaafkan bisa semudah membuka tirai kamar. Tentu ayah bisa menikmati setumpuk keratan Bagelan bersama ku sekarang. Yup Bagelan memang bukan saja camilan kegemaran ibu saja, melainkan perekat cinta mereka yang kadang tak aku pahami sebelum patah hati dengan para mantan. Sejak itu terpahami sudah mengapa perempuan baik-baik kerap jatuh cinta pada bad boy. Keinginan mengubah kemoralan orang lain, dan pandangan salah tentang cinta adalah faktor lain selain gejolak hasrat. Andai pendidikan kesehatan reproduksi diperkenalkan sejak dini, mungkin aku tak perlu malu-malu mengintip ibu saat penasaran bagaimana cara memakai pembalut.
Hampir sama dengan resep Cakwee yang hanya diketahui keluarga pak Anwar maka Bagelan ala Kedai Bagelan & Kopi juga terekam dalam ingatan keluarga kami. Berawal dari kerusuhan Mei 98, paman yang pincang akibat didera perusuh, harus pasrah menerima surat pemecatan dari kantornya. Alhasil resep Bagelan dari nenek harus diaduk lagi dari ingatan paman agar bisa dijadikan acuan memproduksi. Celengan ayam pink milik ibu yang sedianya untuk biaya pernikahan terpaksa berkeping-keping di ketok palu paman. Satu-satunya uang di tersimpan setelah ruko ayah dijarah dan dibakar massa.
Ibu yang hanya sempat bertemu nenek sebelum pemakaman beliau di desa, tak banyak membantu selain mengurus rumah kontrakan paman yang dia tumpangi. Saat pantatku belum terlalu memenuhi rahimnya, ibu masih sempat membantu membuat warmbollen sebagai varian panganan di gerobak dorong paman. Memang tak bermukim di vihara, tapi paman tetap memilih selibat dan berusaha menegakkan pancasila budhist setiap hari. “Biarlah paman berjubah kuning di hati dulu. Di bumi ini, hanya paman saudara sekandung ibu mu yang tersisa.”
Di usia sekolah dasar, realita tentang ayah yang terpenjara karena menikam lima perusuh baru diungkap paman. Kenyataaan yang terpaksa dijelaskan sesudah berulang kali para tetangga rumah kontrakan paman protes akan hobi ku bermain pisau. Anehnya, Joni si anak ingusan tidak mendapat perlakuan serupa walau bermain belati. Kicauan dari para tetangga tak berhenti bahkan bertambah saat gerobak Bagelan paman mulai bertambah satu. Mulai dari tuduhan menggunakan pelarisan hingga tuduhan paman dan ibu menjalin hubungan inses.
Ahkirnya paman memutuskan pindah ke sebuah ruko di kawasan Gunung Sahari serta membungkam bibir para tetangga dengan menyumbang lima mesin pompa air saat daerah tersebut kebanjiran. Uang memang bukan segalanya namun segalanya hampir didapat dari uang termasuk mengubah perilaku manusia sok bermoral. Sebulan sesudah kami pindah dan sebelum banjir datang, terbongkarlah perilaku bejat dari salah satu provokator tuduhan inses paman ibu. Polisi menautkan borgol ke tangan suami nya karena terbukti melakukan pelecehan ke anak didiknya.
Sebenarnya tuduhan inses tersebut hanya berhembus karena penolakan paman terhadap pernyataan cinta anak dari tetangga tersebut. Jika pernah melihat Denny Sumargo, maka paman adalah saudara kembarnya dengan versi tak berambut. Tak mengherankan bukan jika para perempuan banyak yang terpikat dan menyayangkan pilihan selibat paman. Jika tumimbal balik memang ada maka paman pastilah seorang biksu pada kehidupan sebelumnya.
Bukan hanya para perempuan dewasa yang mempertanyakan pilihan paman tapi keponakan nya tak terkecuali. “Entah kenapa juga paman memilih itu. Yang jelas batin paman lebih tenang. Lagipula dengan begini kamu jadi pusat perhatian satu-satunya bukan, hayo ngaku seneng juga!”
Tapi status sebagai pusat perhatian satu-satunya tak lama terjadi. Brandon lahir sekitar tujuh bulan setelah ibu disekap preman suruhan saingan bisnis paman. Ibu yang lembut hatinya tak tega harus membiarkan calon manusia gagal lahir karena keputusannya. Entah terbentuk dari bahan apa hati ibu hingga penuh welas asih.
Gerombolan preman memang sudah terpenjara tapi bukan karena peristiwa penyekapan ibu. Yah begitulah, sesuatu yang biasa hadir di layar televisi sering kali adalah kehidupan yang nyata terjadi pada rakyat jelata. Uang adalah segalanya.