Sebagai seorang konselor, saya banyak menangani pasangan yang batal menikah sebulan, seminggu, bahkan sehari sebelum acara agama dan resepsi. Inilah penyebat utamanya:
1. Tekanan yang besar saat persiapan pernikahan
Meskipun Rio dan Ria sudah pacaran sejak mereka kuliah di Aussie, menjelang pernikahan, mereka justru batal menikah. Mengapa? “Saya stres karena permintaan Ria di luar kemampuan saya,” ujar Rio.
“Saya tidak menduga kalau Rio begitu pelit, sehingga semua vendor dipilih yang budget,” begitu alasan Ria.
Sayang ucapan itu baru saya dengar setelah mereka batal menikah. Seandainya mereka bisa mengungkapkan itu lebih awal, tentu masih bisa dibicarakan dan dicarikan titik temu serta solusi.
2. Masa pengenalan yang belum cukup
Berapa lama waktu ideal masa pacaran? Tidak ada patokan yang pas. Ada yang dua bulan dan merasa cukup. Ada yang enam tahun pun belum merasa mengenal pasangannya. Intinya, seberapa baik kualitas pacaran mereka. Jika orang pacaran hanya untuk bersenang-senang dan hang out saja tanpa pernah membicarakan persiapan pernikahan, biasanya pengenalan satu sama lain masih dangkal.
“Ternyata dia tidak sungguh-sungguh mengenal saya dengan baik, Pak,” ujar seorang agen properti.
“Saya heran, selama ini hanya saya yang berusaha mengenal dia. Sebaliknya, dia tidak mau tahu urusan saya,” ujar seorang admin perusahaan jasa keuangan.
Asumsi dan prasangka semacam ini kalau tidak diselesaikan dengan pembicaraan yang intens, dapat mengakibatkan batal menikah.
3. Campur tangan keluarga
Bisa salah satu, bisa keduanya. Bukan hanya urusan besar, tetapi urusan sepele. Ada pasangan yang batal menikah di hari H gara-gara mereka ribut masalah sumbangan. Keluarga yang satu ingin agar uang sumbangan dari para tamu mereka ambil, dan sisanya diberikan kepada anak-anak mereka. Sedangkan keluarga yang lain minta diserahkan sepenuhnya kepada anak dan menantu, karena mereka butuh modal awal untuk membentuk bahtera rumah tangga.
Ada lagi pihak keluarga yang menuntut agar anak pria tinggal di rumah ortu, sedangkan calon istri meminta tinggal di rumah sendiri setelah mereka menikah.