Membesarkan anak bukanlah tugas yang mudah. Itu memerlukan rasa tanggung jawab dan komitmen yang sangat besar. Meskipun demikian, banyak orang menghadapi tugas membesarkan anak dengan penuh keberanian dan kerelaan. Orang-orang seperti ini memiliki potensial menjadi orangtua yang baik, kompeten, dan mengasihi terhadap anak-anak mereka.
Namun, kesalahan dalam perawatan anak tidak dapat dihindari. Ada banyak keadaan di mana keperluan atau kebutuhan orang tua bertentangan dengan kebutuhan anak mereka, mengakibatkan orang tua lebih menginginkan memenuhi kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan anak-anak mereka. Memenuhi keperluan diri sendiri bukanlah hal yang buruk, tetapi mengetahui bahwa anak-anak, terutama bayi dan balita, memerlukan perhatian dan kasih sayang dalam jumlah yang besar, orangtua yang memilih dirinya sendiri daripada anaknya tidak akan terlihat sebagai pengasuh yang baik.
Kesalahan-kesalahan tersebut sering ditemukan dalam perkataan orangtua terhadap anak mereka. Anak-anak cenderung mengambil perkataan orang dewasa dengan sangat serius, dan kata-kata yang salah atau merendahkan dapat membuat anak kehilangan kepercayaan dan rasa kasih sayang kepada orangtua.
Sebagai remaja, saya memahami betul perasaan anak-anak dan mengetahui bahwa mereka dapat terluka karena mendengar sesuatu yang menyakiti dari orangtuanya, bahkan jika mereka tidak bermaksud buruk. Berikut ini adalah 5 hal yang menurut saya sebaiknya tidak dikatakan orangtua kepada anak:
1. “Kamu terlalu berlebihan!”
Respon ini paling sering datang setelah anak menyatakan kepada orangtua bahwa mereka sedang mengalami stress, depresi, atau kekhawatiran. Orangtua yang mengatakan ini mungkin sedang berpikir bahwa anak mereka hanya memalsukan depresi/stress/kekhawatiran mereka dan mereka dapat menyelesaikannya sendiri. Tentunya itu bukan hal yang baik. Depresi/stress/kekhawatiran memerlukan dukungan dan rasa keamanan untuk disembuhkan, dan tugas orangtua adalah untuk memberikan anak mereka dukungan dan keamanan tersebut, bukan mengharapkan mereka dapat menghilangkannya sendiri.
2. “Nilai sekolahmu terlalu rendah! Kamu tidak akan sukses kalau begitu!”
Orangtua harus mengetahui bahwa nilai sekolah bukan merupakan pengaruh besar terhadap kesuksesan anak mereka; melainkan merupakan kebulatan tekad dan kerja keras anak itu sendiri. Untuk membantu anak-anak mencapai kesuksesan, berhentilah mengkritik nilai-nilai sekolah mereka, dan mulailah mengajari mereka untuk memiliki tekad kuat menggapai mimpi. Itulah yang mereka butuhkan.