Sudah setahun lebih anak-anak kita belajar online. Sebagai guru, saya mungkin hanya melihat belasan siswa di dalam ruang kelas virtual. Namun, sebenarnya ada lebih dari tiga puluh pasang mata dan telinga hadir dalam kelas saya virtual saya setiap harinya. Semenjak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berlangsung, bukan hanya anak-anak yang melihat dan mendengarkan guru mengajar. Para orang tua pun ikutan sekolah lagi. Setuju?
Berada di “kandang sendiri” terkadang membuat kita tidak sadar bahwa pertemuan virtual hampir sama dengan pertemuan tatap muka. Berikut 3 kesalahan yang tanpa sadar sering dilakukan orang tua saat anaknya sekolah online.
1. Bertengkar dengan suami/istri saat anak sedang sekolah online
Bekerja, mengurus rumah tangga, dan mendampingi anak sekolah online sekaligus pada pagi hari tentu menciptakan tekanan dan tegangan tersendiri di rumah. Perdebatan tidak dapat dicegah. Untung kalau microphone sedang mute. Kalau sedang unmute, seisi kelas jadi tahu update drama terbaru di rumah Bapak/Ibu, kan? Saya pun jadi mengerti genre drama keluarga setiap murid. Ternyata bukan hanya drakor yang banyak genre-nya. Hehehe…
Apapun masalahnya, online atau offline, bertengkar di depan anak tidak seharusnya kita lakukan. Please, get a room!
2. Memarahi anak di depan guru dan teman-teman sekelasnya
Memang benar ada kalanya anak kita salah, bahkan bertingkah saat kelas online berlangsung. Benar juga bahwa anak perlu langsung ditegur, bila perlu didisiplin. Namun, memarahi anak saat on microphone dan on camera sama dengan mempermalukannya di depan publik. Hanya karena kita tidak bertatap muka, bukan berarti tidak ada mata yang melihat dan telinga yang mendengar. Seorang anak, bahkan yang balita sekalipun, punya harga diri yang harus kita hargai meskipun ia telah melakukan kesalahan.
3. Menyuruh anak melepas atau berganti pakaian di depan kamera
Hanya karena kita sedang di rumah, bukan berarti tak ada orang di luar rumah yang melihat. Selama kamera menyala, segala sesuatu yang terjadi di rumah kita bisa disaksikan oleh banyak orang di luar sana.
Pada anak-anak usia dini kerap terjadi orang tua atau baby sitter meminta anak melepas celana sebelum masuk toilet/kamar mandi. Celakanya, hal ini tanpa sadar juga dilakukan di depan kamera saat kelas online sedang berlangsung. Biasanya, saya akan langsung stop video anak tersebut. Namun, tetap saja sudah terlanjur disaksikan puluhan pasang mata lainnya, bukan?
Mengganti pakaian rumah dengan baju seragam sekolah pun beberapa kali dilakukan di depan gadget yang akan digunakan untuk sekolah online. Mungkin maksudnya supaya anak langsung siap untuk sekolah setelah berganti pakaian. Namun, tetap saja pemandangan tersebut bukan untuk konsumsi guru dan teman-teman sekelas, kan Pentingnya menjaga privasi anggota tubuh kita justru harus diajarkan sedini mungkin. Ya kan, parents?
Ketika fenomena ini terjadi, mengapa guru tidak langsung menegur?
Memang benar bahwa guru seharusnya langsung angkat bicara untuk memperbaiki kesalahan dan manyatakan kebenaran. Namun, kebanyakan guru pasti setuju dengan saya. Serba salah. Dengan menegur, kami mengakui bahwa kami melihat anak Bapak/Ibu telanjang di depan kamera. Tidak menegur juga sudah jelas salah karena membiarkan kesalahan terjadi. Apalagi guru pria. Aduh, makin serba salah, deh!
Hal yang sama juga berlaku ketika drama keluarga tayang di depan kamera saat sekolah online berlangsung. Bagaimana kami sebagai guru harus bicara? Sungkanlah.
Semoga drama-drama di atas tidak terjadi lagi dalam kelas-kelas virtual kita ya, Bapak/Ibu. Tetap semangat mendampingi anak sekolah online sampai kita tatap muka lagi.
Salam kasih,
Bapak Ibu Guru Online