Bagi kalian yang sedang in relationship bagaimana rasanya mendengar komentar semacam itu? Apalagi kalau datangnya dari sahabat dekat, bahkan keluarga? Moody, gloomy, bahkan depresi? Jangan! Lebih baik lakukan langkah-langah berikut.
Pertama, self-assesment
Introspeksi jauh lebih penting ketimbang memasukkan kata-kata pedas itu ke dalam hati. Nanti hati kita bisa terbakar, apalagi kalau kita tidak biasa makan cabe. Mulut kepedasan masih bisa diobati dengan minum susu, bagaimana kalau hati yang terbakar? Kita bisa baperan dan terkapar atau sebaliknya emosi menyambar ke mana-mana.
Kedua, tinjau kembali hubungan kalian dengan kepala dingin
Apa yang menyebabkan mereka ngomong begitu? Jangan keburu berpikir bahwa sahabat yang mengatakan itu karena dia naksir pacar Anda. Tidak sesimpel itu Ferguso. Tidak akan timbul asap kalau tidak ada api. Bisa jadi dia atau mereka melihat sinyal bahaya dari hubungan kalian. Apalagi kalau yang kasih komentar itu ortu atau saudara. Mereka pasti melihat ketidakberesan di dalam hubungan kalian. Bukankah keluarga adalah orang yang paling dekat sekaligus paling jujur menilai Anda?
Ketiga, jangan keburu-buru memutuskan si dia atau minta putus
Siapa tahu komentar mereka justru bisa menjadi masukan yang baik bagi Anda. Coba tanyakan kepada diri kalian berdua. Apakah pacaran kalian baik atau tidak. Apakah cara berpacaran kalian sehat. Apakah hubungan kalian masih terlalu dangkal dan kekanak-kanakan. Apakah karakter kalian memang tidak cocok satu sama lain. Coba deh, cek sendiri dengan MBTI. Bisa juga dengan menganalisis bahasa kasih kaliang masing-masing.
Saat merenungkan hal itu ada seorang laki-laki dan perempuan yang konseling ke saya mengenai hal ini. Mereka sama-sama ragu dan gamang melanjutkan hubungan. Saya bukan tipe orang yang gampang sekali menganjurkan mereka untuk putus. Saya justru meminta mereka untuk tidak terlalu cepat mengambil keputusan. Apa saja yang diambil terburu-buru hasilnya tidak memuaskan.
Saya memilih untuk mendengarkan alasan mereka lebih dulu sebelum memberikan saran-saran untuk mereka lakukan sendiri. Baru setelah itu, apa pun keputusan mereka saya hormati. Biar mereka belajar bahwa setiap keputusan pasti mengandung konsekuensi masing-masing.