“Saya lebih bisa mencintai mama mertua justru di masa pandemi ini.”

Itulah ucapan yang keluar dari seorang ibu muda saat ditanya hal positif apakah yang ia dapatkan dalam situasi kondisi yang negatif seperti pandemi Corona saat ini.

Selanjutnya ibu itu bercerita, “Biasanya, saya tidak cocok dengan Mama Mertua saya, Pak Xavier,” ujarnya malu-malu. “Justru di saat Corona merebak inilah saya bisa mengenalnya lebih baik dan akhirnya mengasihinya.”

Kesaksian menantu muda ini bisa kita jadikan refleksi bagi diri kita sendiri. Paling tidak ada 3 pelajaran yang saya petik dari kisahnya.

Tidak ada waktu berkualitas tanpa kuantitas

Sebagai ibu muda dengan dua orang anak balita, ibu cerdas lulusan luar negeri ini sibuk luar biasa. Hari-harinya ditarik antara urusan rumah tangga dan pekerjaan profesionalnya. Hectic. Itulah yang dia rasakan setiap pagi. Suaminya, yang dulu sekampus dengannya di Aussie, minta ditemani saat breakfast. Meskipun suaminya tidak rewel dalam urusan sarapan pagi, waktunya cukup tersita di sini. 

“Dia mah, disuguhi roti oles plus kopi juga oke,” ujar ibu muda ini, “tetapi dia tetap manja dan ingin ditemani saat sarapan. Baru kalau week end, dia biasanya minta yang sedikit spesial seperti Australian Breakfast.

“Sebenarnya, permintaannya cukup logis, namun saya harus berbagi waktu dengan dua ‘buntut’ saya,” ujarnya sambil tertawa renyah. ‘Buntut’ yang dia maksud adalah dua putrinya. “Bukankah putri saya juga membutuhkan saya? Apalagi anak cewek beda dengan anak cowok. Mendadaninya ribet. Si kecil minta rambutnya ditata ala K-Pop. Kalau yang besar, saya kuncir pakai karet gelang sudah oke,” tambahnya sambil menahan gelak.

“Nah, di saat pandemi ini pengelolaan waktu saya jungkir balik. Meskipun padat juga, tetapi karena tidak ngantor, saya jadi punya waktu untuk mama mertua yang memang tinggal bersama kami karena papa mertua sudah dipanggil Tuhan,” ceritanya mengalir tambah deras.

“Setelah urusan dengan suami yang tetap ngantor dan anak-anak yang belajar di rumah usai, saya bisa mengobrol dengan mama mertua. Mula-mula canggung sih Pak Xavier, lama-lama enak juga. Dari obrolan itulah saya tahu bahwa mama sebenarnya sangat mengasihi saya,” Ada campuran antara tawa dan isakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here