Berdasarkan data pada situs WHO per 1 Maret 2020, yang tertuang dalam Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 41, terdapat 87.137 penderita virus corona secara global. Di China sendiri dipastikan ada 79. 968 kasus dengan angka kematian sebanyak 2873 pasien. Di luar China, virus ini telah menyebar di 58 negara dengan 7169 kasus dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 104 orang.  Sementara di Indonesia sendiri, pada 2 Maret 2020, presiden Jokowi mengumumkan adanya 2 kasus virus corona di Indonesia.

Dengan semua angka yang tertera di atas, tak mengherankan apabila virus corona (COVID-19) digolongkan sebagai epidemi.  Secara sederhana epidemi berarti kasus penyakit yang mengalami peningkatan tiba-tiba dan di atas jumlah kasus yang diperkirakan pada populasi di sebuah wilayah. Epidemi berbeda dengan pandemi. Pandemi adalah kondisi di mana intensitas dan wilayah persebaran suatu menjadi sangat luas. Tentu saja apabila tak teratasi, dari epidemi bisa berubah menjadi pandemi.

Pada era globalisasi ini, dengan pergerakan penduduk yang luar biasa dinamis dari satu negera ke negara lain, maka persebaran virus ini pun meningkat pesat.  Virus ini bukan hanya menjadi masalah bagi China, tetapi bagi bangsa-bangsa lain.  Penerbangan dari dan ke pelbagai tujuan telah ditutup dalam rangka mencegah persebaran lebih lanjut. 

Epidemi Hoaks

Sayangnya, bukan hanya virus corona yang berada pada titik epidemi. Hoaks seputar virus ini pun banyak beredar di media sosial dan pelbagai grup WA atau yang lainnya. Hoaks yang menimbulkan kebingungan yang berujung pada ketakutan berlebihan.  Epidemi virus telah menyebabkan munculnya epidemi hoaks.  Hoaks muncul dan tersebar dengan begitu pesat di pelbagai wilayah.  Berita tak jelas sumbernya pun disebarkan dengan gigih oleh beberapa orang.  Masyarakat mengalami kebingungan berita mana yang benar dan layak dipercaya, dan mana yang merupakan hoaks. Epidemi hoaks telah menimbulkan dampak yang berlipat ganda dibandingkan dengan epidemi virus itu sendiri. Ketakutan beredar dan berkembang biak dengan cepat melalui HP di tangan. 

Seiring dengan epidemi virus dan epidemi hoaks, beberapa barang tertentu pun mengalami kelangkaan. Masker (apa pun jenisnya) dan hand sanitizer (apa pun merknya) melonjak harganya karena permintaan yang meningkat pesat. Beberapa orang telah memanfaatkan situasi yang menyedihkan ini dengan mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Pedagang atau tepatnya spekulan pun bermunculan dengan tiba-tiba memperjualbelikan barang-barang yang sedang meningkat permintaannya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here