Di masa lalu, pernah ada saatnya ketika menjadi jomblo bukanlah sesuatu yang menyedihkan. Dengan bangga, para jomblo akan mengatakan kalau dirinya adalah “jojoba”. Jomblo-jomblo bahagia. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, ketika harus menjomblo, yang ada bukannya kebahagiaan tetapi justru ngenes. Tidak heran kalau akhirnya muncul sebutan “jones,” jomblo ngenes. Akhirnya, bagaimanapun caranya, siapa pun dia berpikir bahwa, 

“Aku harus segera punya pacar.”

Sebetulnya, tidaklah perlu bersedih, apalagi sampai meratap ketika menjomblo. Justru, 

nikmatilah masa jomblo dengan penuh keikhlasan dan juga riang gembira. 

Kenapa?

Karena Jomblo itu Normal

Normal, karena tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak pernah menjadi jomblo. Tidak ada seorang pun yang begitu lahir ke dunia langsung berpacaran, apalagi menikah. Yang ada, kita semua datang ke dunia ini sendirian, lalu disambut para dokter, suster, dan tentu saja orangtua kita. Bukan pacar yang menyambut kita. Bisa jadi, jodoh kita juga belum lahir pada saat itu.

Tidak banyak juga yang sudah memiliki pasangan dari usia muda, apalagi dari masa kanak-kanak. Memang ada yang katanya sudah berpacaran sejak SD dan bahkan TK, tetapi tentu mereka belum sepenuhnya mengerti apa itu berpacaran. Normalnya, berpacaran baru dilakukan ketika seseorang sudah memasuki usia remaja atau pemuda.

Karena itu jangan merasa aneh kalau menjadi jomblo. Bahkan kalau masa jomblo di-“extend” sampai usia yang lebih dewasa, itu pun tetap normal. Tenanglah, kamu tidak mengalaminya sendirian, ada banyak orang lain yang juga sedang memperjuangkan hal yang sama. Besar kemungkinan, salah satunya adalah jodoh yang sedang dinantikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here