Apa problem rumah tangga yang paling sulit untuk Anda selesaikan?

Problem rumah tangga yang paling sulit diselesaikan adalah ketika komitmen “hidup bahagia” itu hanya diperjuangkan satu pihak. Kalau keduanya punya komitmen yang sama akan lebih mudah menyelesaikan sebuah persoalan. Tekad harus dari dua belah pihak.

Saya setuju dengan kutipan yang tadi Anda katakan di seminar, “A happy marriage is about three things: memories of togetherness, forgiveness of mistakes and a promise to never give up one each other.” Agar pernikahan bahagia, masing-masing pihak harus sama-sama berjuang, bukan hanya saya. 

Namun  yang saya alami tidak begitu. Ketika saya melakukan kesalahan maka suami saya akan marah dan membuat masalah itu bertambah karena dia mengungkit kesalahan-kesalahan saya di  masa lalu.  Meskipun dulu dia sudah memaafkan, ternyata dia masih menyimpan semua file-nya dengan rapi. Sebaliknya, setiap kali dia melakukan kesalahan dia selalu mencari “kambing  hitam” sehingga akhirnya sayalah yang disalahkan. 

Saya tipe orang yang ingin  segera menyelesaikan masalah. Begitu bilang sorry, ya sudah. Selesai. Titik. Bukan koma. 

Banyak orang berkata, “Jika bukan karena anak-anak, kami sudah cerai sejak dulu.” Apa Anda setuju dengan pernyataan ini?

Awalnya saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut, tetapi lama-lama saya lelah juga.  Apa saja yang saya lakukan dianggap suami salah dan tidak pernah dihargai. Saya pikir setiap orang punya pilihan untuk bahagia dalam hidupnya. Tetapi kalau kebahagiaan yang lengkap itu jauh dari kenyataan kenapa kita tidak berani melangkah untuk bahagia dengan atau tanpa suami? Ketika anak-anak sudah mulai dewasa, mereka tidak lagi terlalu bergantung kepada saya. Mereka punya kesibukan sendiri. Saya tidak mau tenggelam terlalu dalam.

Saya pikir sejak sekarang saya sudah mulai harus mempersiapkan diri untuk lebih mandiri, mencari kesibukan yang positif yang dapat membuat hidup saya lebih rileks. Meskipun pada akhirnya harus hidup sendirian, saya memilih untuk hidup bersama Tuhan.

Bagaimana menjaga perasaan anak jika Anda dan suami terlibat konflik? Haruskah melibatkan mereka?

Waktu anak-anak masih kecil saya berusaha menyembunyikan dari mereka jika saya sedang konflik dengan papa mereka. Namun, mana bisa menyembunyikan hal itu terus-menerus? Pada akhirnya, toh mereka akan mengerti sendiri jika papa dan mamanya tidak rukun. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here