“Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Saya tidak tahu apakah hidup kita di Jerman akan sulit atau tidak, apakah Ainun tetap bisa menjadi dokter atau tidak. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun.”

So gentle. Beginilah seharusnya sifat cowok. Janji gombal is a big no!

Saya baru saya melakukan konseling pranikah. Seorang cowok muda yang ganteng dengan jujur berkata, “Secara ekonomi, saya di bawah calon istri saya. Saya mengatakan ini kepada pacar saya sejak awal. Kalau mau terima saya, terima saya apa adanya. Yang jelas, saya akan bekerja keras untuk mencukupi rumah tangga kami nanti.”

Saya salami cowok ganteng itu sambil berkata, “Saya justru bangga dan senang dengan cowok sepertimu yang tidak berlagak kaya tapi tidak punya apa-apa. Saya doakan engkau sukses!”

Mata cowok itu tampak bersinar mendengar ucapan saya.

“Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku.”

Siapa yang mengira bahwa ucapan semacam ini keluar dari mulut seorang teknokrat jenius yang bukan saja ahli perkeretaapian melainkan juga pesawat. Julukan ‘Mr. Crack’ didapat karena dia berhasil menemukan crack progression theory yang bisa meramalkan crack propagation point alias keretakan awal—biasanya di sayap—yang diakibatkan oleh turbulensi. Penemuan jenius pada saat dia baru berusia 32 tahun ini jelas mempunyai sumbangsih besar dalam keamanan penerbangan.

Ucapan yang begitu mesra dan hangat menunjukkan tingkat kedalaman cintanya.

“Cinta yang bahkan maut pun tidak bisa memisahkan itu hanya mungkin terjadi kalau Anda kecipratan atau diberi cinta ilahi.”

Siapa yang bisa menyangkal cinta Habibie yang begitu murni kepada Ainun sehingga dia memutuskan untuk tidak menikah lagi saat kekasih jiwanya pergi. Seorang sahabat saya yang juga memutuskan untuk tidak menikah lagi saat istri tercinta pergi berkata, “Saya memilih untuk fokus membesarkan dan mendampingi anak-anak saya sekolah sampai mereka dewasa dan menikah kelak. Mereka masih sangat membutuhkan kasih sayang saya.” Luar biasa, bukan? 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here