Tanggal 31 Mei kemarin, untaian doa semakin mengalir deras di media sosial. Para netizen dari segala penjuru Indonesia bersatu mendoakan mantan ibu negara Ani Yudhoyono. Kondisi kesehatannya semakin menurun, dan tentunya ini bukanlah kabar yang menggembirakan. Kabar dari beliau seolah menjadi peredam sementara dari serangkaian berita panas mengenai gugatan pasca Pemilu.
Hari ini, takdir berkata lain.
Ibu Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal siang ini. Kembali ucapan dan doa berdatangan, menyemut, dan memenuhi linimasa. Foto beliau bertebaran di facebook dan instagram, belum termasuk portal berita online lainnya. Kepergian beliau menjadi topik berita hangat. Ungkapan bela sungkawa yang terus berdatangan menyadarkan kita, bahwa kematian adalah sebuah misteri Ilahi yang sangat tidak terduga.
Berpulangnya Ibu Ani menorehkan berbagai kenangan dan empati, meskipun pada kenyataannya tidak semua rakyat menyukai beliau.
Setidaknya, ada 3 kenangan yang melekat dalam diri Ibu Ani
1. Sosok yang Sangat Mendukung Suami
Ibu Ani dikenal sebagai perempuan cerdas. Beliau pernah mengenyam pendidikan kedokteran di Universitas Kristen Indonesia, walaupun hanya sementara. Kelak, pilihannya untuk menggapai gelar Strata 1 Ilmu Sosial Politik akan mendukung tugasnya sebagai ibu negara. Berarti, hingga saat ini—hanya beliau yang tercatat sebagai satu-satunya first lady Indonesia yang berpendidikan politik secara formal.
Ibu Ani dikenang oleh suaminya sebagai sosok yang nyambung dan mampu diajak berdiskusi tentang berbagai topik. Bahkan beliau terlibat aktif dalam karir politik suaminya. Ibu Ani selalu ada mendampingi Pak SBY. Bahkan hingga purna tugas.
2. Sosok yang Sukses Membranding Diri di Media Sosial
Ciri unik dari seorang Ani Yudhoyono adalah kegemarannya bermain media sosial. Keaktifannya berselancar di dunia maya sempat dipergunjingkan netizen. Ada yang berpendapat bahwa beliau belum memanfaatkan waktu dengan baik, namun ada juga pujian yang didapatkan.
Dengan kebiasaan meng-update Instagram dan Facebook, rakyat bisa menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan beliau. Dalam hal ini, Ibu Ani rasanya telah sukses membranding diri di media sosial sebagai sosok perempuan tangguh dan berdaya juang tinggi, terlebih saat berjuang dalam masa pengobatan kanker.